MATERI SEJARAH
KELAS X, SEMESTER 1
BAB I
A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SEJARAH
a.
Asal – Usul Kata
Sejarah
Sejarah
sering dipahami sebagai sesuatu yang berhubungan dengan masa lampau. Kata
sejarah berasal dari SYAJARATUN yang berarti pohon. Sejarah diumpamakan
menyerupai perkembangan sebuah pohon. Dalam bahasa Inggris sejarah = History
yang berarti masa lampau, dalam bahasa Jerman sejarah = geschicht berarti
sesuatu yang telah terjadi.
History
berasal dari bahasa Yunani kuno historia, yang berarti belajar dengan cara
bertanya. Menurut Aristoteles history, pertelaan sistematis mengenai
seperangkat alam tanpa mempersoalkan susunan kronologisnya. Sedangkan Historia
diartikan sebagai pertelaan mengenai gejala – gejala alam dalam urutan
kronologis. Istilah history pada mulanya bukan sejarah seperti sejarah dalam
pengertian sekarang, tetapi sebagai ilmu pengetahuan atau sains.
Terdapat
kata arab lain yang memiliki arti hampir sama seperti silsilah, riwayat,
hikayat, kisah, tarikh. Silisilah menunjuk pada keluarga dan nenek moyang.
Riwayat atau hikayat dikaitkan dengan cerita yang diambil dari kehidupan, baik
perorangan maupun keluarga. Riwayat berarti laporan atau cerita tentang
kejadian. Hikayat, cerita tentang kehidupan yang menjadikan manusia sebagai
obyeknya disebut dengan biografy. Jika objek ceritanya seseorang, dirisendiri
disebut outobiografy.
Tarikh mengandung arti cerita
tentang kejadian pada masa lampau. Dalam bahasa nusantara terdapat kata yang
mirip sejarah, seperti babad,tambo, pustaka dan cerita.
b.
Ciri utama sejarah
Cara
berpikir sejarah berbeda dengan cara berpikir ilmu pengetahuan alam, perhatian
sejarah terfokus pada pengalaman dan tindakan manusia, peristiwa – peristiwa
dan kejadian – kejadian. Ciri sejarah , sejarah merupakan :
1. Peristiwa yang abadi, tidak berubah, dikenang masa
2. Peristiwa unik, hanya terjadi satu kali, tidak terulang
persis sama
3. Peristiwa penting, dijadikan momentum, mempunyai arti dalam
menentukan kehidupan orang banyak.
c.
Definisi dan pengertian sejarah
Definisi
: sebagai pernyataan secara eksplisit
tentang konotasi suatu trem ( istilah )
1.
HERODOTUS
( 484 – 425 ). Sejarah tidak
berkembang kearah masa depan dengan tujuan pasti, bergerak seperti lingkaran
yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia. Herodotus dijuluki
sebagai bapak sejarah.
2.
ARISTOTELES.
Sejarah berhubungan dengan hal – hal partikular dan hal – hal yang sudah
terjadi
3.
FRANCIS BACON.
Sejarah mempelajari hal – hal yang berkisar dalam waktu dan tempat dengan
menggunakan ingatan sebagai instrumen insensial.
4.
VICO.
Sejarah adalah disiplin ilmu pertama manusia
5.
IBN KHALDUN (1332 – 1406 ). Sejarah adalah pengetahuan tentang proses – proses
berbagai realitas dan sebab mesababnya secara mendalam.
6.
COLINGWOOD. Sejarah,
merupakan ilmu atau suatu jawaban atas pertanyaan – pertanyaan tentang masalah
tindakan manusia pada masa lalu.
7.
EDWARD HARLOTT CARR. Sejarah adalah proses interaksi antara sejarawan dengan
fakta – fakta yang ada padanya, suatu dialog tiada henti – hentinya antara masa
sekarang dengan masa silam.
8.
ROBERT V.DANIEL. sejarah adalah kenangan dari tumpuan masa silam. Yaitu hal
– hal yangditangkap oleh memori manusia terhadap peristiwa yang ia lihat
9.
JOHN TOSH. Sejarah
adalah memori kolektif. Masyarakat memiliki ingatan secara bersama – sama
tentang masa lalunya. Masa lalu dapat mengenalkan siapa identitas sosial
dirinya.
10. J.
BANK. Sejarah adalah semua peristiwa,
kejadian masa lampau, sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku
manusia pada masa yang lampau, masa sekarang, masa yang akan datang.
11. BEVERLEY SOUTHGATE. Sejarah adalah studi masa lampau, suatu studi yang secara
ideal merupakan suatu penyajian masa lalu sebagaimana adanya.
12. ROBIN
WINK. Sejarah adalah studi tentang
manusia, manusia dalam kehidupan masyarakat.
13. SIR
CHARLES FITH. Sejarah
merupakan rekaman kehidupan manusia .
14. R.
MOH. ALI. Sejarah adalah =
a. Keseluruhan perubahan, kejadian,
peristiwa, kenyataan - kenyataan yang
telah terjadi disekitar kita
b. Cerita tentang perubahan – perubahan
itu
c. Ilmu yang menyelidiki tentang
peerubahan yang benar – benar terjadi pada masa lampau
15. SARTONO
KARTODIRJO. Sejarah
dibatasi oleh dua pengertian, yaitu sejarah dalam arti subjektif dan sejarah
dalam arti objektif. Dalam arti subjektif, adalah bentuk yang disusun oleh
penulis sebagai sebagai suatu uraian atau cerita. Dalam arti objektif menunjuk
kepada kejadian atau peristiwa sejarah itu sendiri, terlepas dari unsur – unsur
subjektif penulisnya.
16. KUNTOWIJOYO. Sejarah memiliki sifat yang
diakronis yaitu memanjang dalam waktu, membicarakan dalam rentang waktu. Sejarah
bersifat ideografis, karena sejarah selalu menggambarkan, menceritakan, dan
memaparkan sesuatu. Sejarah bersifat unik, karena peristiwa sejarah hanya
terjadi pada saat dan waktu tertentu, tidak terulang lagi dan hanya sekali
terjadi. Sejarah juga bersifat empiris, artinya sejarah bersandar pada
pengalaman manusia yang sebenarnya.
Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan sejarah adalah :
a. Studi tentang manusia sebagai
individu maupun kelompokdalam konteks waktu dan ruang.
b. Studi tentangkehidupan masyarkata
yang senantiasa mengalami perubahan
c. Merupakan cerita masa lampau
d. Gambaran masa lalu tentang manusia
dan sekitarnya sebagai mahkluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap
meliputi urutan fakta masa lalu dengan tafsiran dan penjelasan yang memberikan
pengertian dan pemahaman tentang apa
yang telah berlalu.
B.
HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH.
1.
Sejarah sebagai peristiwa.
Sejarah
sebagai peristiwa adalah kejadian, kenyataan, dan aktualitas.
Agar suatu peristiwa menjadi
sejarah, maka peristiwa tersebut merupakan rangkaian sebab akibat, merupakan
hasil tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa yang telah lalu
dan dilakukan ditempat yang terentu. Peristiwa – peristiwa yang terjadi masa
lampau menjadi materi yang sangat penting dalam ilmu sejarah. Sejarah sebagai
peristiwa merupakan sejarah sebagaimana mestinya / historie realite. Tidak
semua peristiwa dimasa lalu dianggap sebagai sejarah. Suatu peristiwa dianggap
sebagai sejarah jika peristiwa itu dapat dikaitkan dengan peristiwa yang lain
sebagai bagian dari proses atau dinamika dalam suatu konteks history. Antara
perstiwa yang satu dengan yang lain terdapat hubungan sebab akibat.
Kesinambungan antara peristiwa yang satu dengan yang lain dalam hubungan sebab
akibat terdapat konteks waktu, pelaku, dan tempat. Sejarah sebagai peristiwa
pada dasarnya adalah objektif. Objektivitas sejarah sebagai peristiwa terletak
pada fakta yang terkait dengan peristiwa yang benar – benar terjadi.
2. Sejarah sebagai kisah.
Huizinga,
sejarawan Belanda mengatakan bahwa sejarah adalah suatu kisah yang telah
berlaku, sebagaimana dikisahkan ( histoire recite ) sejarah mencoba menangkap
dan memahami sejarah sebagaimana terjadinya. Sejarah sebagai kisah merupakan
narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap
kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Sejarah sebagai kisah bersifat
subjektif. Subjektivitas tersebut terjadi lebih banyak disebabkan oleh faktor –
faktor antara lain :
a. Kepentingan atau interes dan nilai –
nilai.
Kepentingan
dalam penulisan sejarah sangat ditentukan oleh tujuan penulis. Misal dalam
penulisan sejarah sebagai mata pelajaran disekolah, maka sangat menonjol
kepentingan negara. Penulisan sejarah daerah, menonjolkan kepentingan daerah.
Dsb.
b. Kelompok sosialnya.
Sejarawan, wartawan, guru, penulis
dll, merupakan bentuk profesi yang disebut juga kelompok sosial. Setiap
kelompok sosial kemungkinan akan berbeda memberikan interpretasi terhadap
sejarah yang ditulisnya. Sejarawan akan menulis sejarah dengan menggunakan
kaidah – kaidah akademik dari ilmu sejarah. Guru, menampilkan penulisan sejarah
untuk kepentingan nilai- nilai pendidikan.
c.
Perbendaharaan pengetahuan.
Seorang saksi yang melihat suatu
peristiwa sejarah akan memiliki pengetahuan fakta yang lebih banyak dibanding
orang yang tidak melihat langsung, walau orang tersebut mengetahuinya. Dalam
mengisahkan suatu peristiwa sejarah, seorang sejarawan akan menggunakan
analisis berdasarkan metodologi dan teori yang digunakan. Lain halnya dengan
orang yang bukan sejarawan, kisah sejarah lebih banyak berupa cerita yang
sebatas pada rentetan waktu, peristiwa. Seleksi terhadap fakta – fakta sejarah tidak
bersifat analisis.
d. Kemampuan berbahasa.
Penulisan sejarah pada dasarnya
merupakan suatu kemampuan merekontruksi sumber – sumber sejarah berbentuk
cerita. Bagaimana sejarawan merekontruksi fakta – fakta atau bukti sejarah yang
kemudian disusun dalam bentuk cerita sejarah. Untuk merekontruksi dibutuhkan
kemampuan berimajinasi dan kemampuan berbahasa.
Peristiwa – peristiwa masa lampau
meninggalkan jejak, jejak – jejak tersebut kemudian digunakan / dipakai untuk
menyusun kisah sejarah.
3. Sejarah sebagai Ilmu.
Sebagai ilmu, sejarah memiliki sejumlah
masalah, bukti dan fakta yang memerlukan pembuktian secara ilmiah. Pembuktian
itu dilakukan melalui serangkaian penelitian dan hipotesa dengan menggunakan
metode penelitian tertentu. Sejarah merupakan ilmu yang empiris, karena sejarah
sangat bergantung pada pengalaman manusia, pengalaman- pengalaman itu kemudian
direkam sebagai dokumen, dari dokumen ini sejarawan menemukan fakta sejarah.
Sebagai ilmu sejarah memiliki penalaran yang teratur dan sistematik, runtut dan konsep yang jelas.
Sejarah Sebagai ilmu muncul pada abad ke 19. Ilmu pengetahuan sejarah meliputi
:
a. Uraian peristiwa dan kejadian yang
benar – benar terjadi pada masa lampau
b. Uraian tentang kenyataan dan fakta
yang mendukung semua peristiwa atau kejadian yang pernah ada.
c. Metodelogi sejarah yang digunakan
untuk menguji dan menganalisa semua fakta dan sumber yang ada untuk membuktikan
kebenarannya.
Menurut KUNTOWIJOYO, sejarah adalah ilmu tentang waktu,
dalam dimensi waktu terjadi empat hal yaitu, perkembangan, kesinambungan,
pengulangan, perubahan.
1. Perkembangan. Masyarakat sebagai
objek sejarah mengalami perkembangan yang terus menurus.
2. Kesinambungan. Masyarakat yang
mendapat pengaruh dari masyarakat lain akan mengambil alih sistem yang ada pada
masyarakat yang bersangkutan. Seperti kerajaan di Indonesia yang mengambil alih
sistem pemerintahan di India.
3. Pengulangan. Adanya pengulangan
peristiwa dalam sejarah, meskipun pegulangan itu tidak peris sama.
4. Perubahan. Peristiwa yang dapat
mengakibatkan perubahan antara lain : revolusi, krisis ekonomi, modernisasi,
globalisasi. Peristiwa yang membawa perubahan mnegakibatkan perubahan tatahidup
suatu masyarakat.
Sejarah sebagai Ilmu memiliki ciri :
1. Empiris. Sejarah bergantung pada
pengalaman manusia yang direkam dalam dokumen
2. Objek. Objek sejarah adalah manusia
dan waktu
3. Teori. Ilmu sejarah memiliki ilmu
yang disebut filsafat sejarah kritis.
4. Metode.Metode yang dipakai adalah metode
pengamatan yang didukung bukti sejarah
5. Generalisasi. Dalam sejarah terdapat
kesimpulan – kesimpulan umum, sejarah besifat ideografis. Sedang ilmu lain
bersifat nomothetis.
5. Sejarah
sebagai seni.
Banyaknya fakta yang terkumpul yang terkumpul dibutuhkan
daya imajinasi dan kreativitas tinggi untuk menghubungkan satu peristiwa dengan
peristiwa lainnya. Dalam mengungkapkan fakta sejarah,sejarawan, dapat saja
menuliskan dalam bentuk syair, seperti Empu Prapanca menulis kitab
Nagarakertagama. Penulisan sejarah sebagai sei memiliki beberapa kelemahan
antara lain :
1. Berkurangnya ketepatan atau acuracy
dari obyektivitas tulisan sejarah artinya tidak ketepatan atau kesesuaian
antara tulisan sejarah dengan fakta yang menjadi sumber tulisan berkurang,
berkurangnya objektivitas artinya seseorang dapat saja tidak tepat
menginterprestasikan / menafsirkan fakta untuk ditulis, bisa saja penulis
memasukan pandangan pribadinya.
2. Penulisan sejarah akan terbatas pada
objek – objek yang dapat dideskripsikan, tema tema lain yang sering menyajikan
data kuantitatif tidak dapat ditulis.
Menurut Mills, Spencer dan Comte, metode ilmu alama dapat
digunakan untuk mempelajari sejarah tanpa modifikasi lebih lanjut. Dithley
berpendapat, sejarah adalah pengetahuan tentang rasa, sejarah memerlukan
pemahaman dan pendalaman akan bahan – bahan yang dihadapinya. Sejarah tidak
hanya mempelajari segala gerakan dan perubahan yang tampak dipermukaan tetapi
juga mempelajari motivasi yang mendorong terjadinya perubahan itu. Sejarah juga
mempelajari suatu proses dinamis dari kehidupan manusia yang didalamnya
terlihat hubungan sebab akibat.
Sejalan dengan penggunaan metode ilmiah, tetap terdapat jiwa
sejarah itu sendiri yaitu jiwa manusia.
Berdasarkan pernyataan Dithley, maka pemahaman dengan cara
imajinatif mampu menjadikan fakta sejarah lebih hidup dan lebih bearti. Tugas
untuk menghidukan kembali kehidupan manusia dimasa lampau sangat mirip dengan
menulis cerita, novel atau syair.
0 komentar:
Posting Komentar