Sabtu, 13 September 2014

SEJARAH KELAS X BAB 1


MATERI  SEJARAH  KELAS X, SEMESTER  1

BAB I

A. PENGERTIAN  DAN RUANG LINGKUP  SEJARAH

a.               Asal – Usul  Kata Sejarah
           Sejarah sering dipahami sebagai sesuatu yang berhubungan dengan masa lampau. Kata sejarah berasal dari SYAJARATUN yang berarti pohon. Sejarah diumpamakan menyerupai perkembangan sebuah pohon. Dalam bahasa Inggris sejarah = History yang berarti masa lampau, dalam bahasa Jerman sejarah = geschicht berarti sesuatu yang telah terjadi.
           History berasal dari bahasa Yunani kuno historia, yang berarti belajar dengan cara bertanya. Menurut Aristoteles history, pertelaan sistematis mengenai seperangkat alam tanpa mempersoalkan susunan kronologisnya. Sedangkan Historia diartikan sebagai pertelaan mengenai gejala – gejala alam dalam urutan kronologis. Istilah history pada mulanya bukan sejarah seperti sejarah dalam pengertian sekarang, tetapi sebagai ilmu pengetahuan atau sains.

Terdapat kata arab lain yang memiliki arti hampir sama seperti silsilah, riwayat, hikayat, kisah, tarikh. Silisilah menunjuk pada keluarga dan nenek moyang. Riwayat atau hikayat dikaitkan dengan cerita yang diambil dari kehidupan, baik perorangan maupun keluarga. Riwayat berarti laporan atau cerita tentang kejadian. Hikayat, cerita tentang kehidupan yang menjadikan manusia sebagai obyeknya disebut dengan biografy. Jika objek ceritanya seseorang, dirisendiri disebut outobiografy.
            Tarikh mengandung arti cerita tentang kejadian pada masa lampau. Dalam bahasa nusantara terdapat kata yang mirip sejarah, seperti babad,tambo, pustaka dan cerita.

b.         Ciri utama sejarah
            Cara berpikir sejarah berbeda dengan cara berpikir ilmu pengetahuan alam, perhatian sejarah terfokus pada pengalaman dan tindakan manusia, peristiwa – peristiwa dan kejadian – kejadian. Ciri sejarah , sejarah merupakan :
1.      Peristiwa yang abadi, tidak berubah, dikenang masa
2.      Peristiwa unik, hanya terjadi satu kali, tidak terulang persis sama
3.      Peristiwa penting, dijadikan momentum, mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak.

c.          Definisi dan pengertian sejarah
        Definisi : sebagai pernyataan secara eksplisit tentang konotasi suatu trem ( istilah )
1.         HERODOTUS ( 484 – 425 ). Sejarah tidak berkembang kearah masa depan dengan tujuan pasti, bergerak seperti lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia. Herodotus dijuluki sebagai bapak sejarah.
2.         ARISTOTELES. Sejarah berhubungan dengan hal – hal partikular dan hal – hal yang sudah terjadi
3.         FRANCIS BACON. Sejarah mempelajari hal – hal yang berkisar dalam waktu dan tempat dengan menggunakan ingatan sebagai instrumen insensial.
4.         VICO. Sejarah adalah disiplin ilmu pertama manusia
5.         IBN KHALDUN (1332 – 1406 ). Sejarah adalah pengetahuan tentang proses – proses berbagai realitas dan sebab mesababnya secara mendalam.
6.         COLINGWOOD. Sejarah, merupakan ilmu atau suatu jawaban atas pertanyaan – pertanyaan tentang masalah tindakan manusia pada masa lalu.
7.         EDWARD HARLOTT CARR. Sejarah adalah proses interaksi antara sejarawan dengan fakta – fakta yang ada padanya, suatu dialog tiada henti – hentinya antara masa sekarang dengan masa silam.
8.         ROBERT V.DANIEL. sejarah adalah kenangan dari tumpuan masa silam. Yaitu hal – hal yangditangkap oleh memori manusia terhadap peristiwa yang ia lihat
9.         JOHN TOSH. Sejarah adalah memori kolektif. Masyarakat memiliki ingatan secara bersama – sama tentang masa lalunya. Masa lalu dapat mengenalkan siapa identitas sosial dirinya.
10.     J. BANK. Sejarah adalah semua peristiwa, kejadian masa lampau, sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa yang lampau, masa sekarang, masa yang akan datang.
11.     BEVERLEY  SOUTHGATE. Sejarah adalah studi masa lampau, suatu studi yang secara ideal merupakan suatu penyajian masa lalu sebagaimana adanya.
12.     ROBIN WINK. Sejarah adalah studi tentang manusia, manusia dalam kehidupan masyarakat.
13.     SIR CHARLES FITH. Sejarah merupakan rekaman kehidupan manusia .
14.     R. MOH. ALI. Sejarah adalah =
a.    Keseluruhan perubahan, kejadian, peristiwa, kenyataan  - kenyataan yang telah terjadi disekitar kita
b.   Cerita tentang perubahan – perubahan itu
c.    Ilmu yang menyelidiki tentang peerubahan yang benar – benar terjadi pada masa lampau
15.     SARTONO KARTODIRJO. Sejarah dibatasi oleh dua pengertian, yaitu sejarah dalam arti subjektif dan sejarah dalam arti objektif. Dalam arti subjektif, adalah bentuk yang disusun oleh penulis sebagai sebagai suatu uraian atau cerita. Dalam arti objektif menunjuk kepada kejadian atau peristiwa sejarah itu sendiri, terlepas dari unsur – unsur subjektif penulisnya.
16.     KUNTOWIJOYO. Sejarah memiliki sifat yang diakronis yaitu memanjang dalam waktu, membicarakan dalam rentang waktu. Sejarah bersifat ideografis, karena sejarah selalu menggambarkan, menceritakan, dan memaparkan sesuatu. Sejarah bersifat unik, karena peristiwa sejarah hanya terjadi pada saat dan waktu tertentu, tidak terulang lagi dan hanya sekali terjadi. Sejarah juga bersifat empiris, artinya sejarah bersandar pada pengalaman manusia yang sebenarnya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan sejarah adalah :

a.          Studi tentang manusia sebagai individu maupun kelompokdalam konteks waktu dan ruang.
b.         Studi tentangkehidupan masyarkata yang senantiasa mengalami perubahan
c.           Merupakan cerita masa lampau
d.         Gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai mahkluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa lalu dengan tafsiran dan penjelasan yang memberikan pengertian dan pemahaman tentang apa  yang telah berlalu.




B. HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH.

1. Sejarah sebagai peristiwa.
        Sejarah sebagai peristiwa adalah kejadian, kenyataan, dan aktualitas.
Agar suatu peristiwa menjadi sejarah, maka peristiwa tersebut merupakan rangkaian sebab akibat, merupakan hasil tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa yang telah lalu dan dilakukan ditempat yang terentu. Peristiwa – peristiwa yang terjadi masa lampau menjadi materi yang sangat penting dalam ilmu sejarah. Sejarah sebagai peristiwa merupakan sejarah sebagaimana mestinya / historie realite. Tidak semua peristiwa dimasa lalu dianggap sebagai sejarah. Suatu peristiwa dianggap sebagai sejarah jika peristiwa itu dapat dikaitkan dengan peristiwa yang lain sebagai bagian dari proses atau dinamika dalam suatu konteks history. Antara perstiwa yang satu dengan yang lain terdapat hubungan sebab akibat. Kesinambungan antara peristiwa yang satu dengan yang lain dalam hubungan sebab akibat terdapat konteks waktu, pelaku, dan tempat. Sejarah sebagai peristiwa pada dasarnya adalah objektif. Objektivitas sejarah sebagai peristiwa terletak pada fakta yang terkait dengan peristiwa yang benar – benar terjadi.
2.  Sejarah sebagai kisah.
     Huizinga, sejarawan Belanda mengatakan bahwa sejarah adalah suatu kisah yang telah berlaku, sebagaimana dikisahkan ( histoire recite ) sejarah mencoba menangkap dan memahami sejarah sebagaimana terjadinya. Sejarah sebagai kisah merupakan narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Sejarah sebagai kisah bersifat subjektif. Subjektivitas tersebut terjadi lebih banyak disebabkan oleh faktor – faktor antara lain  :
a.      Kepentingan atau interes dan nilai – nilai.
               Kepentingan dalam penulisan sejarah sangat ditentukan oleh tujuan penulis. Misal dalam penulisan sejarah sebagai mata pelajaran disekolah, maka sangat menonjol kepentingan negara. Penulisan sejarah daerah, menonjolkan kepentingan daerah. Dsb.
b.      Kelompok sosialnya.
Sejarawan, wartawan, guru, penulis dll, merupakan bentuk profesi yang disebut juga kelompok sosial. Setiap kelompok sosial kemungkinan akan berbeda memberikan interpretasi terhadap sejarah yang ditulisnya. Sejarawan akan menulis sejarah dengan menggunakan kaidah – kaidah akademik dari ilmu sejarah. Guru, menampilkan penulisan sejarah untuk kepentingan nilai- nilai pendidikan.
c.       Perbendaharaan pengetahuan.
Seorang saksi yang melihat suatu peristiwa sejarah akan memiliki pengetahuan fakta yang lebih banyak dibanding orang yang tidak melihat langsung, walau orang tersebut mengetahuinya. Dalam mengisahkan suatu peristiwa sejarah, seorang sejarawan akan menggunakan analisis berdasarkan metodologi dan teori yang digunakan. Lain halnya dengan orang yang bukan sejarawan, kisah sejarah lebih banyak berupa cerita yang sebatas pada rentetan waktu, peristiwa. Seleksi terhadap fakta – fakta sejarah tidak bersifat analisis.
d.      Kemampuan berbahasa.
Penulisan sejarah pada dasarnya merupakan suatu kemampuan merekontruksi sumber – sumber sejarah berbentuk cerita. Bagaimana sejarawan merekontruksi fakta – fakta atau bukti sejarah yang kemudian disusun dalam bentuk cerita sejarah. Untuk merekontruksi dibutuhkan kemampuan berimajinasi dan kemampuan berbahasa. 
Peristiwa – peristiwa masa lampau meninggalkan jejak, jejak – jejak tersebut kemudian digunakan / dipakai untuk menyusun kisah sejarah.

3.  Sejarah sebagai Ilmu.

          Sebagai ilmu, sejarah memiliki sejumlah masalah, bukti dan fakta yang memerlukan pembuktian secara ilmiah. Pembuktian itu dilakukan melalui serangkaian penelitian dan hipotesa dengan menggunakan metode penelitian tertentu. Sejarah merupakan ilmu yang empiris, karena sejarah sangat bergantung pada pengalaman manusia, pengalaman- pengalaman itu kemudian direkam sebagai dokumen, dari dokumen ini sejarawan menemukan fakta sejarah. Sebagai ilmu sejarah memiliki penalaran yang teratur  dan sistematik, runtut dan konsep yang jelas. Sejarah Sebagai ilmu muncul pada abad ke 19. Ilmu pengetahuan sejarah meliputi :

a.    Uraian peristiwa dan kejadian yang benar – benar terjadi pada masa lampau
b.   Uraian tentang kenyataan dan fakta yang mendukung semua peristiwa atau kejadian yang pernah ada.
c.    Metodelogi sejarah yang digunakan untuk menguji dan menganalisa semua fakta dan sumber yang ada untuk membuktikan kebenarannya.

Menurut KUNTOWIJOYO, sejarah adalah ilmu tentang waktu, dalam dimensi waktu terjadi empat hal yaitu, perkembangan, kesinambungan, pengulangan, perubahan.
1.   Perkembangan. Masyarakat sebagai objek sejarah mengalami perkembangan yang terus menurus.
2.   Kesinambungan. Masyarakat yang mendapat pengaruh dari masyarakat lain akan mengambil alih sistem yang ada pada masyarakat yang bersangkutan. Seperti kerajaan di Indonesia yang mengambil alih sistem pemerintahan di India.
3.   Pengulangan. Adanya pengulangan peristiwa dalam sejarah, meskipun pegulangan itu tidak peris sama.
4.   Perubahan. Peristiwa yang dapat mengakibatkan perubahan antara lain : revolusi, krisis ekonomi, modernisasi, globalisasi. Peristiwa yang membawa perubahan mnegakibatkan perubahan tatahidup suatu masyarakat.

Sejarah sebagai Ilmu memiliki ciri :
1.      Empiris. Sejarah bergantung pada pengalaman manusia yang direkam dalam dokumen
2.      Objek. Objek sejarah adalah manusia dan waktu
3.      Teori. Ilmu sejarah memiliki ilmu yang disebut filsafat sejarah kritis.
4.      Metode.Metode yang dipakai adalah metode pengamatan yang didukung bukti sejarah
5.      Generalisasi. Dalam sejarah terdapat kesimpulan – kesimpulan umum, sejarah besifat ideografis. Sedang ilmu lain bersifat nomothetis.
5.   Sejarah sebagai seni.
Banyaknya fakta yang terkumpul yang terkumpul dibutuhkan daya imajinasi dan kreativitas tinggi untuk menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Dalam mengungkapkan fakta sejarah,sejarawan, dapat saja menuliskan dalam bentuk syair, seperti Empu Prapanca menulis kitab Nagarakertagama. Penulisan sejarah sebagai sei memiliki beberapa kelemahan antara lain :
1.      Berkurangnya ketepatan atau acuracy dari obyektivitas tulisan sejarah artinya tidak ketepatan atau kesesuaian antara tulisan sejarah dengan fakta yang menjadi sumber tulisan berkurang, berkurangnya objektivitas artinya seseorang dapat saja tidak tepat menginterprestasikan / menafsirkan fakta untuk ditulis, bisa saja penulis memasukan pandangan pribadinya.
2.      Penulisan sejarah akan terbatas pada objek – objek yang dapat dideskripsikan, tema tema lain yang sering menyajikan data kuantitatif tidak dapat ditulis.

Menurut Mills, Spencer dan Comte, metode ilmu alama dapat digunakan untuk mempelajari sejarah tanpa modifikasi lebih lanjut. Dithley berpendapat, sejarah adalah pengetahuan tentang rasa, sejarah memerlukan pemahaman dan pendalaman akan bahan – bahan yang dihadapinya. Sejarah tidak hanya mempelajari segala gerakan dan perubahan yang tampak dipermukaan tetapi juga mempelajari motivasi yang mendorong terjadinya perubahan itu. Sejarah juga mempelajari suatu proses dinamis dari kehidupan manusia yang didalamnya terlihat hubungan sebab akibat.
Sejalan dengan penggunaan metode ilmiah, tetap terdapat jiwa sejarah itu sendiri yaitu jiwa manusia.

Berdasarkan pernyataan Dithley, maka pemahaman dengan cara imajinatif mampu menjadikan fakta sejarah lebih hidup dan lebih bearti. Tugas untuk menghidukan kembali kehidupan manusia dimasa lampau sangat mirip dengan menulis cerita, novel atau syair.

0 komentar:

 

Blogger news

Blogroll