Sabtu, 13 September 2014

TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA DAN MASA AKSARA






BAB  2
TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA  MASA
 PRA AKSARA  DAN MASA AKSARA

CARA MASYARAKAT MEWARISKAN MASA LALU
Ada dua aspek utama dari peninggalan masa lalu yang tidak boleh dilupakan, pertama peninggalan ,masa lalu yang bersifat material, kedua, peninggalan masa lalu yang bersifat non material ( misal pandangan atau falsafah hidup, cita – cita, etos, nilai, norma dll. Ada beberapa cara untuk mewariskan masa lalu pada masyarakat, diantaranya :
a.    Melalui keluarga. Dalam keluarga seseorang diperkenalkan dengan unsur – unsur utama kebudayaan. Yang diwariskan adalah kebudayaan material dan nonmaterial. Kebudayaan non material seperti kepercayaan, nilai, norma, agama, cerita dongeng yang menjadi perhatian keluarga. Nilai, mengacu pada gagasan abstrak mengenai apa yang masyarakat baik, benar dan yg diinginkan. Norma merupakan perwujudan nilai yang berupa aturan sosial dan acuan – acuan yang memberi pedoman bagi prilaku. Norma mencakup, kebiasaan / folksway, adat – istiadat/ mores, hukum. Bahasa mencakup bahasa tubuh / gesture dan bahasa verbal.

Ada dua cara sosialisasi dalam keluarga pada masyarakat sebelum mengenal tulisan yaitu : 
·         Adat istiadat. Diwariskan secara langsung misalnya dengan mengajarkan secara langsung. Secara tidak langsung dengan memberikan contoh perilaku
·         Cerita dongeng. Pada cerita dongeng disisipkan pesan mengenai sesuatu yang dipandang baik untuk dilakukan maupun sesuatu yang tidak baik.
b.   Melalui masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan budaya, wilayah, identitas,  dan berinteraksi dalam suatu hubungan sosial yang terstruktur. Cara untuk mewariskan kebudayaan melalui :
·         Adat istiadat. Adat istiadat dapat menjadi sarana mewariskan masa lalu kepada generasi penerus. Misal pewarisan sifat gotong – royong.
·         Pertujukan hiburan. Misal pertunjukan wayang. Pertunjukan wayang dilakukan dengan tujuan mendatangkan roh nenek moyang. Dr. J.L. Brandes ( Belanda ) menemukan 10 pokok kehidupan masyarakat indonesia sebelum mengenal tulisan yaitu :
1.      Bercocok tanam disawah
2.      Mengenal prinsip dasar permainan wayang untuk mendatangkan roh
3.      Mengenal seni gamelan
4.      Pola susunan masyarakat macapat. Suatu ibu kota selalu terdapat alun – alun, yang dikelilingi istana, tempat ibadah, pasar dan penjara.
5.       Mengenal alat tukar dalam perdagangan
6.      Membuat barang – barang dari logam
7.      Pandai membatik
8.      Memiliki kemampuan tinggi dalam pelayaran
9.      Mengenal astronomi
10.  Susunan masyarakat teratur
·         Kepercayaan  masyarakat. G. Coedes ( Perancis ) menyatakan  bahwa masyarakat indonesia sebelum mengenal tulisan telah memiliki 10 unsur pokok peradaban salah satunya  adalah kepercayaan yang berbentuk animisme, dinamisme, monoisme. 10 unsur tersebut adalah :
1.      Memelihara ternak
2.      Mengenal ketrampilan undagi / pertukangan
3.      Sistem kekerabatan matrilineal
4.      Kepercayaan, animisme, dinamisme, pemujaan roh leluhur
5.      Mengenal oragnisasi pembagian air untuk pertanian
6.      Mengenal pengetahuan pelayaran
7.      Kepandaian membuat barang – barang dari tanah liat,
8.      Kepercayaan pada penguasa gunung
9.      Cara pemakaman dengan menggunakan dolmen atau kubur batu
10.  Mitologi pertentangan dua unsur kosmos

PENGALAMAN MASA LALU BAGI MASYARAKAT PRA AKSARA

          Pengalaman masa lalu bagi masyarakat yang belum mengenal tulisan ( masa prasejarah ) selalu diakitakan dengan alam. Terdapat juga pemikiran yang bersifat magis religius adanya kekuatan magis yang menjadi aktor penentu perubahan dalam hidup, bahwa perubahan itu terjadi karena kutukan dewa. Misalnya banjir, tanah longosr, gunung meletus, atau gagal panen.

         Pemikiran manusia dalam melihat asal usul kejadian bersifat irasional, manusia merupakan bagian dari sebuah kekuatan besar yang berada diluar dirinya. Manusia adalah objek perubahan, kedudukan manusia bersifat subordinatif.

         Pengabdian peristiwa masa lalu dilakukan melalui cerita dari mulut ke mulut dari generasi ke generasi berikutnya. Cara penceritaan tersebut kemudian dikenal dengan istilah tradisi lisan. Fungsi utamanya adalah pewarisan dan perekaman terhadap apa yang terjadi pada masa lalu menurut pandangan suatu kelompok masyarakat. Disini tradisi lisan berfungsi sebagai alat “ mnemonik “ yaitu usaha untuk merekam, menyusun, menyimpan pengetahuan demi pengajaran dan pewarisannya dari satu generasi ke generasi.
         Jan Vansina menyebutkan bahwa kesaksian lesan yang disampaikan secara verbal dari generasi ke generasi disebut oral tradition. Selain aspek kesejarahan didalam tradisi lisan ditemukan nilai – nilai moral, kepercayaan, adat istiadat, cerita khayal, peribahasa dan mantra.
         Menurut kamus bahasa indonesia, kata tradisi berasal dari bahasa latin traditio yang berarti kabar atau penerusan sehingga tradisi dapat diartikan kabar atau hal yang dikabarkan yang diteruskan dari generasi ke generasi.

Ciri – ciri tradisi lisan antara lain :
1.      Pesan – pesan disampaikan secara lisan, baik lewat ucapan, nyanyian, musik
2.      Tradisi lisan berasal dari generasi sebelum generasi yang sekarang
3.      Cara penuturannya lama, karena kisah yang disampaikan sangat panjang dan cederung menggunakan bahasa hyperbola
4.      Tersusun dari serangkaian peristiwa yang benar – benar terjadi
5.      Pada umumnya dalam setiap penyampaian memiliki kerangka yang sama. Penyampai cerita bebas melakukan improvisasi
6.      Kedudukan si pencerita beragam dari masyarakat yang bersangkutan .
Jenis – jenis Tradisi lisan :
1.   Petuah. Petuah merupakan rumusan kalimat yang dianggap mempunyai makna khusus bagi kelompok masyarakat, dimana petuah itu berlaku. Petuah disampaikan berulang – ulang, tujuannya untuk menegaskan pandangan kelompok untuk dijadikan pegangan bagi generasi berikutnya.
2.   Kisah perseorangan atau kisah kelompok. Adalah kisah tentang kejadian disekitar kelompok masyarakat tersebut. Inti kisahnya berkaitan dengan fakta tertentu. Tetapi sering disamarkan dengan unsur magis religi, fakta disampaikan sesuai dengan selera penuturnya artinya diberi tambahan, maka kisah ini sering disebut sebagai gosip sejarah / historical gossip.
3.   Cerita kepahlawanan. Biasanya digambarkan tindakan kepahlawanan yang membuat kagum bagi kelompok pemiliknya. Ceritanya berpusat pada tokoh tertentu, berdimensi historis dan magis religius. Contoh, cerita entong gendut, si pitung, cut nyak dien dll.
4.   Dongeng. Pada umumnya tidak memiliki fakta riil. Berfungsi sebagai hiburan, terdapat nasehat, pertentangan antara yang baik dan yang buruk

TRADISI MASYARAKAT  MASA PRAAKSARA
            Setiap kebudayaan memiliki tradisi sejarah yang berkaitan dengan sistem perikehidupan masyarakat, berupa sistem kepercayaan, sistem mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, sistem budaya dan seni dan sistem pengetahuan.

a.      Sistem kepercayaan. Diperkirakan mulai tumbuh pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya beberapa lukisan dinding, sperti lukisan cap tangan yang berwarna merah melambangkan perlindungan dari kekuatan roh jahat, lukisan perahu simbul kendaraan nenek moyang kealam baka. Sistem kepercayaan ini berpusat pada pemujaan roh nenek moyang. Pemujaan terhadap roh nenek moyang bertujuan agar arwah nenek moyang dapat hidup tenang dialam baka, penguburan dilakukan dengan upacara tertentu. Muncul peran dukun atau shaman yang menjebatani kehidupan nyata dengan kehidupan akhirat. Kepercayaan ini terus berkembang pada masa bercocok tanam hingga masa perundagian
b.      Sistem mata pencaharian. Tatanan perekonomian lebih tergantung pada aktivitas berburu dan meramu, dengan ditunjang pengembangan teknologi sederhanaseperti peralatan dari batu, anak panah. Perdagangan dilakukan dengan barter. Pada Masa bercocok tanam sudah mengenal pengetahuan tentang musim, bibit tanaman, alat – alat pertanian. Dikenal juga sistem pembagian kerja antara pria, wanita dan anak –anak.
c.       Sistem kemasyarakatan. Pada masa berburu dan meramu manusia hidup berkelompok yang terdiri atas keluarga kecil dengan sistem pembagian kerja yang belum jelas.
Proses perubahan tata hidup terus berlangsung secara perlahan, mulai tumbuh ikatan – ikatan sosial antar individu, antar keluarga, antar kelompok. Pada masa perundagian tata kemasyarakatan semakin teratur , didalam kelompok masyarakat / suku muncul golongan – golongan masyarakat seperti pemimpin agama, petani, tukang, ketua / kepala suku yang dipilih secara demokratis. Dikenal juga sistem penataan kampung. Di jawa misalnya, terdapat sistem macapat yaitu suatu tatacara yang didasari pada jumlah empat dengan pusat pemerintahan terletak ditengah – tengah wilayah .
d.      Sistem budaya dan seni. Pada masa berburu sudah mengenal seni lukis didinding gua, seni ukir. Masa bercocok tanam sampai masa perundagian mulai mengenal perhiasan dari batu dan kulit kerang, seni membatik, seni membuat gamelan, seni wayang. Beberapa jenis kesenian merupakan bagian dari upacara ritual menghormati arwah nenek moyang.
e.       Sistem pengetahuan. Pada masa berburu dan meramu sudah mengenal pengetahuan cara pembuatan api, proses pembuatan alat – alat dari batu. Masa bercocok tanam sampai dengan masa perundagian sudah mengenal pengetahuan astronomi, pengetahuan musim, teknologi pelayaran, menangkap ikan, teknologi penuangan perunggu. Pengetahuan bercocok tanam, pengetahuan pembuatan perahu layar.
f.        Sistem bahasa. Bahasa yang tersebar diseluruh wilayah nusantara termasuk dalam rumpun bahasa melayu austronesia atau bahasa melayu kepulauan selatan. Setelah mendapat pengaruh bahsa sansekerta bahasa melayu menjadi bahasa resmi atau bahasa prasasti, menjadi bahasa pergaulan dalam perdagangan, menjandi bahasa lingua franca di nusantara.

JEJAK SEJARAH DI DALAM FOLKLORE, MITOLOGI, LEGENDA, UPACARA, DAN LAGU DAERAH.

FOLKLORE. Foklore dalam bahasa inggris terdiri atas dua kata, folk dan lore. folk = kolektif = di artikan sebagai sekelompok orang yang memiliki ciri – ciri pengenalan fisik, sosial dan budaya yang sama sehingga dapat dibedakan dari kelompok yang lain ( Alan Dundes ). Ciri itu meliputi warna kulit, bentuk rambut, mata pencaharian, bahasa, agama yang sama. Mereka memiliki tradisi yang diwariskan secara turun temurun, mereka sadar akan identitas kelompok mereka. Lore = tradisi folk, yakni sebagian kebudayaan yang diwariskan secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat bantu pengingat ( mnemonic device ) . pengertian folklore adalah, sebagian kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan secara turun temurun, secara tradisional dalam versi yang berbeda baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai gerak isyarat atau alat bantu.

Fungsi folklore =
1.      Sebagai sistem proyeksi, alat cermin angan – angan suatu kelompok
2.      Alat pengesahan pranata – pranata dan lembaga – lembaga kebudayaan
3.      Alat mendidik anak – anak
4.      Alat pemaksa dan penggagas norma – norma agar masyarakat mematuhinya.
James Danajaya, menyebutkan 9 ciri folklore :
1.      Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan
2.      Tradisional, disebarkan dalam bentuk yang relatif tetap atau dalam bentuk standar
3.      Ada / exist dalam versi – versi bahkan varian yang berbeda. Folklore dapat dengan mudah mengalami perubahan, perbedaannya hanya pada bagian luar sedang bentuk dasarnya sama
4.      Anonim. Penciptanya tidak diketahui
5.      Mempunyai bentuk berumus atau berpola, cerita rakyat misalnya selalu menggunakan kata kata “ sohibul hikayat”, “ menurut yang empunya cerita “… konon  ceritanya dsbnya.
6.      Mempunyai kegunaan, sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial, proyeksi keinginan terpendam.
7.      Pralogis. Mempunyai Logika tidak sesuai dengan logika umum
8.      Milik bersama / collective
9.      Bersifat polos dan lugu. Sehingga kelihatan kasar, spotan, merupakan proyeksi emosi manusia yang paling jujur


0 komentar:

 

Blogger news

Blogroll