Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)!
Selamat! Anda telah bersedia menyediakan waktu untuk menjadi bagian dari Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP). Bapak/Ibu adalah individu-individu terpilih yang proaktif serta memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap kemajuan dan mutu pendidikan di Indonesia, dan untuk itulah program pendidikan ini dibentuk dan dikembangkan.
Dalam Modul 3.1 ini, pembahasan akan fokus kepada keterampilan seorang pemimpin dalam mengemban salah satu perannya, yaitu mengambil suatu keputusan, khususnya pada kasus-kasus yang berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan atau Etika. Selanjutnya keputusan-keputusan yang diambil secara langsung atau tidak, menentukan arah dan tujuan suatu institusi atau lembaga serta menunjukkan nilai-nilai atau integritas dari institusi tersebut, yang pada akhirnya berpengaruh kepada mutu pendidikan yang didapatkan murid-murid Anda sekalian.
Bila kita telusuri lebih dalam, modul ini selaras dan sesuai dengan prinsip-prinsip Standar Nasional Pendidikan, khususnya pada standar pengelolaan. Seorang pemimpin hendaknya memahami nilai-nilai kebajikan yang tertuang dalam visi dan misi sekolah, berkepribadian serta berkinerja baik dalam melaksanakan tugas kepemimpinan, khususnya dalam mengambil suatu keputusan, hendaknya setiap keputusan yang diambil tersebut selaras dengan nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi oleh suatu institusi tersebut, yaitu bertanggung jawab dan berpihak pada murid.
Pada modul ini akan tersaji beberapa studi kasus yang akan dihadapi seorang pemimpin sekolah, khususnya studi kasus di mana dua kepentingan sama-sama benar, sama-sama memiliki nilai-nilai kebajikan. Kita akan dihadapkan pada suatu situasi dilematis, yang akan kita kenal dengan dilema etika. Apakah itu dilema etika? Apakah perbedaannya dengan bujukan moral, dan bagaimana mengenali di antara keduanya? Anda juga akan diajak mengidentifikasi 4 (empat) paradigma serta mendalami prinsip-prinsip yang melandasi cara berpikir Anda selama ini, yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang Anda ambil. Prinsip-prinsip apa yang selama ini Anda anut, dalam pengambilan suatu keputusan? Sebelum atau sesudah pengambilan keputusan diambil perlukah kita menganalisis kembali keputusan-keputusan kita, untuk apa? Bagaimana menguji pengambilan keputusan kita sendiri, apakah keputusan tersebut sudah efektif atau tepat sasaran?
Pada akhirnya, kami harapkan Anda akan menikmati proses perjalanan pembelajaran Anda. Kami harapkan proses pembelajaran ini dapat mengantarkan Anda menjadi seorang pemimpin yang lebih baik, berkualitas, dan mandiri. Semoga waktu yang telah Anda sisihkan ini bisa dipergunakan dengan sebaik-baiknya, dan tentunya ilmu yang Anda dapatkan pada program pendidikan guru penggerak ini kelak bermanfaat untuk diri Anda sendiri, dan tentu untuk orang banyak, terutama di lingkungan Anda. "Janganlah pernah ragu bahwa sekelompok kecil orang-orang yang berkomitmen dan peduli pada sesama, dapat mengubah dunia. Bahkan, hal seperti itulah yang terjadi” (Never doubt that a small group of thoughtful committed individuals can change the world. In fact, it's the only thing that ever has.") - Margaret Mead.
Teruslah bertanya, teruslah belajar, dan teruslah bermanfaat!
Salam,
Pengembang Modul 3.1
Kompetensi Lulusan yang Dituju
Modul ini diharapkan berkontribusi untuk mencapai kompetensi lulusan sebagai berikut:
Calon Guru Penggerak secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menentukan cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kematangan dirinya.
Calon Guru Penggerak mampu menggerakkan komunitas sekolah untuk bersama-sama mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal.
Secara umum, capaian dari modul ini adalah:
mampu melakukan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan, mampu memahami dan menerapkan prinsip moral dalam melakukan pengambilan keputusan
mampu menerapkan strategi pengambilan keputusan untuk menghindari adanya isu kode etik kepemimpinan sekolah dan konflik kepentingan
Secara khusus, modul ini diharapkan dapat membantu Calon Guru Penggerak untuk mampu:
CGP dapat menjelaskan tentang konsep sekolah sebagai institusi pembentukan karakter dan nilai-nilai kebajikan sebagai acuan utama dalam pengambilan keputusan berbasis etika sebagai seorang pemimpin pembelajaran.
CGP dapat melakukan praktik pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. CGP dapat mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun orang lain; CGP menunjukkan sikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema tersebut.
CGP dapat memilih 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema etika.
CGP dapat menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema etika; CGP bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.
Isi Materi Modul
Bagaimana pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin pada kasus-kasus dilema etika?
Apa perbedaan antara ‘Dilema Etika’ dan ‘Bujukan Moral,’ serta paradigma apa saja yang terkandung dalam sebuah kasus dilema etika?
Prinsip-prinsip apa saja yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan sebagai seorang pemimpin? Bagaimana kita bisa menganalisis efektifitas sebuah proses pengambilan keputusan yang telah diambil, dan bagaimana kita menguji keputusan yang telah diambil?
Video 3 prinsip dilema etika.
Pertanyaan-pertanyaan serta pemahaman terhadap 3 prinsip dilema etika yang terdapat di LMS
Daftar Tugas/Checklist Ruang Kolaborasi yang terdapat di LMS.
Mulai dari Diri
Mengaktifkan pengetahuan awal (prior knowledge) tentang proses pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan yang berada di antara berbagai pemangku kepentingan.
Memberi tanggapan atau membagi pengalaman pengambilan keputusan di sekolah asal, mengamati proses seorang pemimpin dalam mengambil keputusan, bagaimana proses dan hasilnya.
Eksplorasi Konsep
Sekolah Sebagai Institusi Moral
Sekolah adalah ‘institusi moral’ yang dirancang untuk membentuk karakter para warganya. Seorang pemimpin di sebuah institusi atau sekolah akan menghadapi situasi di mana pemimpin tersebut perlu mengambil suatu keputusan yang mengandung dilema secara etika, dan berkonflik di antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar.
CGP diharapkan dapat mengidentifikasi dan memahami prinsip-prinsip etika yang berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dalam lingkungan pribadi maupun lingkungan profesi, serta mengaitkannya dengan nilai-nilai yang disepakati dan diyakini dalam proses pengambilan keputusan dilema etika.
Dilema Etika dan Bujukan Moral
Membedakan dilema etika (ethical dilemma) dengan bujukan moral (moral temptation)
Mengidentifikasi dan memahami 4 paradigma dilema etika, membuat inferensi/kesimpulan, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Prinsip Pengambilan Keputusan
Memahami bahwa pada setiap orang tertanam prinsip-prinsip atau nilai-nilai, tanpa disadari, yang akhirnya menentukan kecenderungan seseorang dalam mengambil keputusan.
Mempertanyakan pemahamannya tentang ketiga prinsip pengambilan keputusan.
Forum Diskusi Tertulis
Menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam kasus dilema etika yang telah disiapkan di LMS. Setiap CGP akan mendapatkan 1 kasus untuk dianalisis, dan CGP lain menanggapinya melalui diskusi tertulis di LMS.
Ruang Kolaborasi
Secara berkelompok menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam suatu kasus dilema etika yang nyata. Kasus dapat berasal dari pengalaman pribadi atau kasus yang terjadi di masyarakat.
Demonstrasi Kontekstual
CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan membandingkan dengan pimpinan di sekolah/lingkungan lain.
Elaborasi Pemahaman
Menuliskan pertanyaan-pertanyaan untuk mengelaborasi pemahaman CGP tentang konsep yang belum dipahami, hal-hal yang menarik atau tak terduga, dan pertanyaan-pertanyaan lanjutan melalui tautan di LMS.
Koneksi Antarmateri
Membuat kesimpulan (sintesis) dari pengetahuan modul-modul sebelumnya dan keterkaitan dengan modul pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Aksi Nyata
CGP menyampaikan dan membagikan pengetahuan dan praktik proses pengambilan keputusan dilema etika, di media sosial, seperti youtube, atau dengan pihak-pihak eksternal lain di lingkungannya.
Protokol atau Kode Etik Pembelajaran/Pelatihan
Selama mengikuti pembelajaran Modul 3.1, segala informasi studi kasus yang disampaikan baik oleh pihak instruktur, fasilitator, atau calon guru penggerak (CGP) akan merupakan informasi yang semata-mata dipergunakan untuk keperluan pembelajaran/pelatihan ini; setiap anggota yang terlibat dalam pelatihan/ pembelajaran ini perlu menjunjung tinggi kerahasiaan individu atau lembaga yang menjadi pembahasan studi kasus yang dipelajari/dianalisis.
3.1.e. Mulai dari Diri - Modul 3.1
Survey Pengetahuan Awal
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran atau pimpinan sebuah institusi, tentu Anda menghadapi pengambilan keputusan setiap harinya. Pernahkah dalam pengambilan keputusan tersebut melibatkan berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang sama-sama menjunjung tinggi suatu nilai kebajikan tertentu, dan keduanya sama-sama benar, namun tertantang karena saling bertentangan satu dengan yang lain?
Bagaimana pengalaman Anda dalam menghadapi situasi seperti ini? Pemikiran-pemikiran seperti apa yang melandasi pengambilan keputusan Anda? Kemudian, setelah mengambil keputusan tersebut, pernahkah Anda menjadi ragu-ragu, dan menanyakan diri sendiri apakah keputusan yang diambil telah tepat, atau ada perasaan tidak nyaman dalam diri Anda, serta timbul pikiran mengganjal dalam diri Anda seperti, “Apakah ini sesuai peraturan?” atau “Bagaimana panutan saya akan berlaku dalam kondisi seperti ini?”
Cobalah Anda renungkan dan amati, praktik penerapan pengambilan keputusan dalam menghadapi suatu permasalahan dilematis selama ini seperti apa? Apa yang Anda lakukan selama ini sebagai seorang pemimpin pembelajaran? Pernahkah Anda berhenti sejenak dan berpikir, apa yang selama ini Anda lakukan telah sesuai prinsip atau nilai kebajikan yang Anda yakini, atau adakah suatu kecenderungan yang biasa Anda lakukan pada saat mengambil suatu keputusan penting? Adakah kepentingan suatu golongan yang Anda prioritaskan, kelompok yang mana, mengapa?
TUGAS ANDA!
Bacalah studi kasus pengambilan keputusan yang telah disediakan di bawah ini dan jawablah pertanyaan-pertanyaannya.
Di sini tidak ada jawaban benar atau salah. Hal ini dilakukan semata-mata untuk meninjau pengetahuan dan pengalaman awal Anda dalam memahami topik pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Berilah komentar pada pekerjaan CGP lain di kolom komen pada LMS. Setiap CGP minimal mengomentari pekerjaan 2 CGP lain.
Bagilah pengalaman di sekolah asal Anda, bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran mengambil suatu keputusan atau bagaimana Anda melihat pimpinan di sekolah Anda mengambil suatu keputusan? Di sini pemimpin pembelajaran bisa saja seorang guru yang harus mengambil keputusan-keputusan setiap harinya di dalam kelas, ataupun pimpinan di sekolah asal Anda yang seringkali perlu mengambil keputusan sulit dalam tugas sehari-harinya.
Ajukan pertanyaan-pertanyaan atau harapan-harapan Anda mengenai materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, baik untuk diri Anda maupun kelak untuk murid-murid dan lingkungan Anda.
Setelah membayangkan diri Anda mengambil keputusan yang telah ditentukan, apakah Anda pernah bertanya kembali kepada diri sendiri, apakah keputusan yang diambil telah tepat, atau sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, apakah setelah Anda membuat keputusan, Anda merasa tidak nyaman atas keputusan-keputusan yang telah dibuat?
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Filosofi Ki Hajar Dewantara memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Pratap Yang berarti kebijaksanaan dalam bahasa Jawa sedangkan Triloka adalah konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia. Konsep ini menggambarkan tiga tujuan utama pendidikan, yaitu kesejahteraan material, kesejahteraan moral, dan kesejahteraan spiritual. Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan harus membantu individu mencapai keseimbangan dalam ketiga aspek tersebut untuk menjadi manusia yang berkualitas dan berdaya. Pratap triloka inilah yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin yang memiliki 3 dasar utama yang salah satu nya adalah berpihak pada kepentingan murid. Pratap Triloka kihajar Dewantara menamakan konsep pada pemimpin pendidikan untuk mengutamakan kepentingan murid.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita adalah sebuah nilai kebajikan universal yang tertanam dalam diri kita yang terbentuk menjadi sebuah karakter yang menjadi dasar dalam setiap pemikiran dan perbuatan kita. Dengan adanya nilai-nilai dalam diri kita maka kita akan memiliki sebuah pemikiran tertentu untuk memilih prinsip pemikiran mana yang akan kita ambil dalam pengambilan keputusan. Seperti yang kita ketahui bahwa ada 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu berpihak pada hasil akhir, keputusan dan rasa kasihan.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya?
Seperti yang kita ketahui bahwa ada 9 langkah pengujian dalam pengambilan keputusan yang salah satu nya adalah bagaimana kita menanyakan pada senior atau orang sekitar yang berdampak langsung terhadap keputusan yang kita ambil. Dalam kegiatan coaching maka kita dapat mendengarkan secara mendalam akan masukan atau pendapat dengan sangat baik karena coaching menekankan pada mendengarkan dengan baik dan menggali pendapat dari orang yang kita ajak bicara dengan baik. Sebagai seorang manusia tentunya kita akan merasakan sebuah kekhawatiran dalam pengambilan keputusan. Keraguan tersebut berupa apakah keputusan kita sudah tepat dan bermanfaat untuk orang lain. Dengan coaching sebelum pengambilan keputusan ini maka kita bisa merasakan keyakinan akan keputusan yang kita ambil karena kita sudah mendengarkan masukan dari senior dan lainnya dengan lebih mendalam.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? Kemampuan guru dalam menekan rasa khawatir dalam pengambilan keputusan ini sering didasari rasa tidak enak hati terhadap orang lain. Ketidakenakan hati dalam pengambilan keputusan ini perlu disadari oleh seorang pemimpin karena dilema etika ini adalah permasalahan yang bersifat benar lawan benar jadi seorang pemimpin perlu memiliki kemantapan hati dalam melihat permasalahan yang terjadi tanpa terpengaruh akan adanya ketidaksukaan dari beberapa orang akan keputusan yang diambil.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? Setiap permasalahan atau kasus yang terjadi perlu dikembalikan pada 3 konsep dasar pengambilan keputusan seorang pemimpin yaitu berpihak pada murid, kebajikan universal dan bertanggung jawab. 3 hal dasar inilah yang harus ditanamkan oleh pemimpin pendidikan dalam pengambilan keputusan yang memiliki nilai-nilai yang tertanam dari filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman? Pengambilan keputusan yang tepat tentunya akan sangat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman karena keputusan yang tepat akan menjadi dasar pengelolaan lembaga pendidikan untuk menjalankan aktifitas kegiatan sehari-hari dilembaga pendidikan tersebut. Keputusan yang tepat juga tentunya sudah akan mempertimbangkan ada adanya nilai-nilai yang baik untuk kebaikan bersama.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? Tentunya dalam setiap pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika akan ada tantangan karena setiap orang dalam lembaga pendidikan punya pemikiran yang berbeda terhadap sesuatu hal. Hal ini menjadi tantangan tersendiri ditambah lagi adanya perbedaan tingkat wawasan seseorang terhadap dunia pendidikan yang berbuah seiring dengan perubahan zaman. Terhadap perubahan paradigma ini pun akan terkait menjadi sebuah tantangan karena terkait dengan perbedaan pemikiran seseorang.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? Pengambilan keputusan yang diambil oleh seorang pendidik tentunya akan didasari oleh hasil pengamatan dan penelitian terhadap murid-murid yang diajar sehingga keputusan akan berpengaruh terhadap kemerdekaan murid-murid dalam melakukan proses belajar. Seorang guru akan mengambil keputusan berupa pembelajaran yang sesuai untuk kemerdekaan belajar murid-muridnya. Perbedaan yang dimiliki murid-murid ini akan menjadi sebuah perhatian khusus bagi pendidik untuk dapat memberikan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan potensi murid melalui mencari literasi terhadap perbedaan yang ada pada dengan metode pembelajaran yang tepat. Aktif bertanya dan belajar pada komunitas belajar untuk menggali sebanyak mungkin pengetahuan yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? Pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran akan menentukan bagaimana kualitas pembelajaran yang dilakukan guru tersebut efektif atau tidak bagi perkembangan murid dalam mengembangkan potensinya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman yang tentunya akan menjadi bekal bagi murid dalam kehidupan nya di masa depan.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? Kesimpulan akhir adalah pengambilan keputusan seorang pemimpin akan didasari oleh nilai kebijaksanaan yang dipelajari dari materi modul sebelumnya yaitu filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara serta nilai-nilai seorang pendidik. Modul pembelajaran sosial emosional juga menjadi suatu hal yang membawa nilai kepekaan seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan terkait dengan kebajikan universal. Modul prinsip coaching juga akan menjadi sangat penting untuk seorang pemimpin mengambil keputusan agar dapat menggali informasi dengan lebih baik dari orang sekitar.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? Dilema etika merupakan sebuah keadaan yang keduanya adalah sama benar atau benar lawan benar sedangkan bujukan moral adalah keadaan benar lawan salah. Dalam bujukan moral tentu nya kita sudah dapat mengambil keputusan secara langsung untuk mengambil keputusan yang benar. Dalam dilema etika karena keduanya benar maka kita perlu melakukan proses melihat paradigma apa yang terjadi yang terdiri dari 4 paradigma yaitu individu lawan kelompok, keadilan lawan kasihan, kebenaran lawan kesetiaan,dan jangka pendek lawan jangka panjang. 3 prinsip pengambilan keputusan juga perlu kita perhatikan yaitu prinsip hasil akhir, prinsip peraturan dan prinsip rasa kasihan. 9 langkah pengujian juga perlu kita perhatikan yaitu: mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta yang relevan, pengujian benar salah, Pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan 3 prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, keputusan akhir dan lihat dan refleksi kan keputusan.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? Pernah , perbedaan nya pada saat saya belum mempelajari modul ini saya hanya mendasarkan pada hal-hal yang bersifat intuisi yang berasal dari pengalaman dan pendapat orang lain. Setelah mempelajari modul ini saya jadi lebih paham untuk mendasar pengambilan keputusan pada paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? Pengetahuan dan keyakinan saya dalam pengambilan keputusan menjadi lebih baik lagi, perubahan nya adalah saya menjadi lebih percaya diri dan lebih yakin dalam pengambilan keputusan karena pengambilan keputusan yang diambil berdasarkan proses yang mendalam melalui penilaian paradigma,3 prinsip dan 9 langkah pengujian yang menjadikan keputusan yang diambil itu lebih bijaksana dan tepat.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin? Sangat penting karena dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan tugas tentunya saya akan dihadapkan pada sebuah keadaan untuk mengambil keputusan keputusan yang saya ambil menjadi lebih baik dan saya lebih yakin dalam pengambilan keputusan.
Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar materi)
Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani memiliki makna mendalam yang dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu keputusan yang selalu berpihak kepada murid. Sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan seharusnya:
memberikan teladan dan contoh akan keputusan yang bijak,menjadi teladan yang patut ditiru (Ing Ngarso Sung Tulodo).
mampu memberdayakan dan membangun kerukunan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan demi memperbaiki kualitas diri mereka (Ing Madya Mangun Karsa)
mampu mempengaruhi dan mendorong semangat meningkatkan kualits agara selalu menjadi lebih baik(Tut Wuri Handayani)
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Guru sebagai pendidik harus memiliki nilai-nilai positif yang mampu menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan mempertimbangkan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Dalam materi pengambilan keputusan yang dipelajari memiliki hubungan erat dengan kegiatan coaching (bimbingan) pada modul sebelumnya. Pada proses coaching kita membantu coachee dalam menentukan atau mengambil keputusan sedangkan pada modul ini kita merefleksikan apakah keputusan yang kita ambil dapat dipertanggungjawabkan , menjadi win-win solution ataukah justru akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini kita diberikan panduan tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian keputusan yang kita ambil.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional nya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangatlah penting terutama dalam mengelola kasus dilema etika. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri sendiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kesadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggung Jawab. Masalah yang terkait dilema etika akan diselesaikan dengan kepala dingin dan hati yang tenang, sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai dengan langkah yang sistematis
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan jika nilai-nilai yang dianutnya adalah nilai-nilai yang positif.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya akan berdampak positif pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat pula. Disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Saat keputusan yang diambil sudah tepat. maka akan tercipta lingkungan yang positif. kondusif. aman dan nyaman. tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilemma etika adalah perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita adalah terciptanya merdeka belajar. Keputusan untuk memerdekakan murid merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Untuk memutuskan pemenuhan belajar murid, bisa menggunakan pembelajaran berdiferensiasi.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran pasti akan membawa dampak, baik jangka panjang maupun pendek bagi murid. Hal yang sudah kita putuskan dan kita lakukan akan akan terekam menjadi suatu catatan dan akan menjadikan role model tentang apa dan bagaimana kelak murid-murid berpikir dan bertindak. Gambaran ini menjadikan dasar bahwa pengambilan keputusan oleh seorang pendidik harus tepat, benar dan bijak melalui analisis dan pengujian yang mendalam atas benar salahnya.
Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin sebaiknya menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan dan mengacu pada pembelajaran yang memenuhi potensi murid
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan yang dapat saya ambil jika mengaitkan dengan materi sebelumnya yaitu pengambilan keputusan sebaiknya mengacu pada :
* Nilai kebajikan universal
* Bertanggung jawab
* Berpihak pada murid
* Berpedoman pada filosofi KHD dengan Patrap Trilokanya (Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani)
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Saya cukup memahami materi pada modul ini, sehingga pada proses penerapannya sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namun sangat diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini, dalam pengambilan keputusan saya biasanya memanfaatkan prosedur umum yang berlaku di sekolah, yaitu berkomunikasi dengan pihak terkait seperti guru mata pelajaran, guru BK, Wakasek dan kepala sekolah, dengan bahan perbincangan yang mengalir apa adanya. Setelah mempelajari modul ini, saya mencoba menerapkan analisa berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Perbedaannya diantaranya pola ini menjadi pakem baru yang sangat rinci, hati -- hati dan tidak terburu -- buru dalam membuat sebuah keputusan. Selain itu, pihak yang terlibat menjadi merasa dihargai dan bisa memberi kontribusi sesuai tupoksinya masing -- masing.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Perubahan terbesar yang saya alami yaitu :
1. Berhati -- hati dalam bertindak dan mengambil keputusan.
2. Mempunyai pola yang teratur dalam menganalisa sebuah masalah
3. Meningkatnya empati pada diri sendiri untuk memahami permasalahan yang terjadi pada orang lain
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting karena sebagai seorang individu membuat saya berkembang menuju arah yang lebih baik dan sebagai seorang pemimpin saya harus mampu mengambil sebuah keputusan terbaik dan bertanggung jawab
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Ki Hajar Dewantara sangat terkenal dengan Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangunkarso dan Tut Wuri Handayani.
Ing Ngarso Sung Tulodho artinya berdiri di depan menjadi teladan bagi murid-muridnya. Dalam mengambil keputusan seorang guru hendaknya melakukan analisis terlebih dahulu dan memiliki banyak pertimbangan sebelumnya agar keputusan yang dibuat dapat dijadikan teladan bagi murid-muridnya. Ing Madyo Mangun Karso artinya berdiri di tengah menjadi pembangun dan penyemangat. Dalam mengambil keputusan seorang guru harus selalu memiliki semangat yang membangun dan mampu memberikan semangat juga kepada murid-muridnya. Tut Wuri Handayani artinya berdiri di belakang menjadi pendorong agar murid-muridnya maju dalam pemdidikannya. Dalam pengambilan keputusan, dari belakang seorang guru harus memberikan dorongan baik secara fisik maupun moral agar murid-muridnya merasa ada dukungan.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sudah seharusnya tertanam kuat dalam diri. Sehingga dalam pengambilan keputusan kita mampu berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut. Maka pengambilan keputusan yang diambil tidak akan merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Kegiatan pendampingan dari fasilitator saat sesi coaching sangat membantu CGP dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru yang memiliki peran menjadi pemimpin pembelajaran terutama dalam proses pengambilan keputusan, Saat coaching dan guru menjadi seorang coachee akhirnya menemukan ssendiri solusinya dan mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Saat mengambil keputusan seorang guru sudah seharusnya berpihak pada murid dan memaksimalkan potensi dalam diri muridnya. Yang tentunya tidak akan merugikan murid.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Sebagai seorang guru sudah seharusnya memiliki penguasaan dalam kompetensi sosial dan emosional, yaitu kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan relasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Aspek sosial dan emosional dalam diri seorang guru pastinya akan berpengaruh saat harus mengambil sebuah keputusan, khususnya masalah dilema etika. Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus melakukannya dalam keadaan secara sadar sepenuhnya (mindfulness), dengan berbagai kondisi dan pilihan yang ada agar segala konsekuensi yang ada akan membuat keputusan tersebut menjadi sebuah keputusan terbaik.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika, sebelum mempelajari materi pengambilan keputusan biasanya sebagai seorang pendidik hanya melakukan berdasarkan keyakinan diri yang dianutnya. Namun setelah mempelajari tentang paradigma dilema, prinsip resolusi, 9 langkah pengambilan keputusan dan melakukan pengujian keputusan, maka pengambilan keputusan yang dibuat mengikuti alur tersebut.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dana nyaman? Dalam pengambilan keputusan perlu kiranya melakukan langkah-langkah berikut ini :
Melihat terlebih dahulu paradigma yang terjadi apakah individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan dan jangka pendek lawan jangka panjang Melakukan prinsip-prinsip resolusi : Berpikir Berbasis Akhir (ends-based thinking), Berpikir Berbasis Peratusan (rule-based thinking) dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (care-based thinking) Melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, yaitu : Mengenali adakah nilai-nilai yang bertentangan Menentukan siapa saja yang terlibat Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan Melakukan Pengujian benar atau salah : Uji legal, Uji regulasi, Uji intuisi, Uji publikasi, Uji Panutan/idola Pengujian benar lawan benar Melakukan prinsip resolusi Investigasi Opsi Trilema Buat keputusan Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus=kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan anda?
Tantangan terbesar yang ada di lingkungan pastinya nilai-nilai dan budaya masyarakat sekitar atau lingkungan sekolah. Dikarenakan banyak yang memiliki pola pikir merasa dirinya benar. Dibutuhkan kerja keras untuk melakukan sosialisasi dan komunikasi agar menerima sebuah perubahan.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Mengikuti paradigma berpikir KHD, tentunya pembelajaran yang tepat adalah berpihak pada murid. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan sudah seharusnya mampu melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan murid terutama dalam proses pembelajaran. Pengambilan keputusan haruslah melihat perbedaan potensi yang dimiliki murid-murid agar mereka dapat berkembang potensi yang dimilikinya.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, maka setiap keputusan yang diambil akan mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid-muridnya. Jika seorang guru hanya mengajarkan mengikuti kehendak guru, maka guru tidak akan pernah menemukan potensi murid-muridnya. Namun jika guru membuat keputusan untuk melakukan proses pembelajaran berdasarkan minat dan bakat muridnya maka hal ini akan berpengaruh pada kehidupan murid-murid selanjutnya.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam melakukan proses pengambilan keputusan haruslah menjadikan murid-muridnya sebagai titik fokusnya. Dimulai dari melakukan budaya positif yang tumbuh di kelas dan berkembang di sekolah dan lingkungan, tentunya akan membangun karakter positif dan kuat dalam diri murid-murid. Meningkatkan kompetensi sosial emosional yang matang juga akan membantu guru dalam proses pengambilan keputusan. Melakukan penerapan pembelajaran berdiferensiasi dalam memenuhi kebutuhan belajar murid-murid kan memaksimalkan kemampuan guru dalam melakukan proses coaching yang baik.
Sejauh mana pemahaman anda tentang konsep-konsep yang telah anada pelajari di modul ini, yaitu : dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut anda di luar dugaan?
Dilema Etika : lebih kepada benar vs benar. Dimana situasi yang terjadi adalah seseorang dihadapkan pada dua pilihan yang secara moral keduanya benar namun memiliki pertentangan.
Bujukan Moral : lebih kepada benar vs salah. Dimana seseorang diharuskan untuk membuat keputusan antara benar dan salah.
4 Paradigma Pengambilan Keputusan :
Individu lawan kelompok (individual vs community), yaitu pertentangan antara suatu individu melawan kelompok yang lebih besar dimana individu juga menjadi bagiannya atau bisa juga disebut konflik antara kepentingan pribadi lawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil lawan kelompok besar. Kebenaran lawa kesetiaan (truth vs loyalty), yaitu situasi dimana pilihannya adalah mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), situasi ini memilih antara sebuah keadilan yang bertanggung jawab atau berpihak pada kesetiaan. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term), yaitu situasi yang memilih antara kebaikan untuk masa sekarang ataukah untuk masa yang akan datang.
3 Prinsip Pengambilan Keputusan :
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (ends-based thinking), meletakkan keputusan pada hasil akhir Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), lebih kepada bertanya pada prinsip-prinsip mendalam yang dipegang Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking), pengambilan keputusan yang lebih mengarah pada kepedulian terhadap pihak lain.
9 Langkah Pengambilan Keputusan
Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan Menentukan siapa yang terlibat Kumpulkan fakta-fakta yang relevan Pengujian benar atau salah : uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi dan uji panutan/idola Pengujian paradigma benar lawan benar Melakukan Prinsip resolusi Investigasi Opsi Trilema Buat keputusan Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Hal-hal yang di luar dugaan yaitu keputusan yang diambil seringkali hanya dilihat dari siapa yang mengambil keputusan dan siapa yang harus menerima keputusan.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang anda pelajari di modul ini?
Sebelumnya saya pernah mengalami dilema manakala berhadapan pada permasalahan antara saya, murid dan orang tua murid. Seringkali saya mengambil keputusan yang menurut keyakinan saya sudah cukup efektif. Namun setelah mempelajari modul ini, ternyata ada 9 langkah yang harus saya pikirkan baik-baik sebelum mengambil keputusan.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat anda, perubahan apa yang terjadi pada cara anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak yang saya rasakan cukup besar. Sebelumnya saya mengambil keputusan hanya dengan pertimbangan menjaga nama baik sekolah dan masih memiiliki emosi yang kadang mempengaruhi keputusan. Namun ternyata setelah mempelajari modul ini, saya harus lebih mengendalikan emosi dan berpikir matang-matang, serta merefleksikan diri agar keputusan yang diambil tidak merugikan diri sendiri juga orang lain terutama murid-murid saya.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi anda sebagai seorang individu dan anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting. Karena setelah mempelajari modul ini, saya jadi lebih tahu langkah-langkah mengambil keputusan dan juga tahapan mengenali sebuah permasalahan.
Kesimpulannya adalah sebagai pemimpin pembelajaran, maka seorang guru harus mampu menjalani trilogi pendidikan KHD, mampu memiliki kompetensi sosial emosional, melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid dan mampu memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya. Kesemua itu akan membantu guru dalam mengambil sebuah keputusan yang tetap berpihak pada murid, melakukan langkah-langkah tepat pengambilan keputusan hingga tidak ada pihak yang dirugikan,
3Mei2023
Koneksi antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin
Rabu, 3 Mei 2023Kategori : Artikel / Berita
OLEH:
Yudi Widi Kurniawan, S.Pd
CGP. Angkatan 7 Kabupaten Jember
Kegiatan Pemantik:
Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Kutipan di atas menjelaskan bahwa mengajarkan dan menumbuhkan kemampuan akademik adalah penting, namun membentuk karakter dan moral anak jauh lebih penting Pemberdayaan potensi peserta didik diarahkan untuk membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Kaitan antara kutipan tersebut dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari saat ini adalah sebagai pemimpin pembelajaran kita harus mengedepankan etika sebagai dasar dalam pengambilan keputusan karena bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal. Selain itu, keputusan yang kita ambil haruslah berpihak pada murid dan harus bertanggung jawab.
Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Terdapat tiga prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis Hasil Akhir, berpikir berbasis Peraturan dan berpikir berbasis Rasa Peduli. Penggunaan prinsip-prinsip tersebut dalam pengambilan keputusan disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi. Namun demikian, apapun prinsip yang digunakan haruslah bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal yang berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga nantinya keputusan yang diambil akan memberikan dampak yang positif bagi lingkungan kita.
Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita harus peka terhadap fenomena yang terjadi di sekolah kita dan harus mampu memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan utamanya dalam proses pembelajaran murid. Keputusan yang diambil haruslah sesuai dengan dasar pengambilan keputusan yaitu berpihak pada murid, bersumber pada nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah memberikan contoh dan teladan kepada murid bagaimana mengambil keputusan yang bijak, arif dan bertanggung jawab.
Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Maksud dari kutipan di atas jika dihubungkan dengan pembelajaran yang telah saya alami pada modul ini adalah modul ini mengajarkan kita bagaimana kita menjadikan murid-murid kita menjadi berperilaku etis melalui pengambilan keputusan yang bersumber pada Nilai Kebajikan Universal, berpihak pada murid dan bertanggung jawab.
Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar materi)
Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani memiliki makna mendalam yang dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu keputusan yang selalu berpihak kepada murid. Sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan seharusnya:
· memberikan teladan dan contoh akan keputusan yang bijak,menjadi teladan yang patut ditiru (Ing Ngarso Sung Tulodo).
· mampumemberdayakan dan membangun kerukunan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan demi memperbaiki kualitas diri mereka (Ing Madya Mangun Karsa)
· mampu mempengaruhi dan mendorong semangat meningkatkan kualits agara selalu menjadi lebih baik(Tut Wuri Handayani)
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Guru sebagai pendidik harus memiliki nilai-nilai positif yang mampu menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan mempertimbangkan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Dalam materi pengambilan keputusan yang dipelajari memiliki hubungan erat dengan kegiatan coaching (bimbingan) pada modul sebelumnya. Pada proses coaching kita membentu coachee dalam menentukan atau mengambila keputusan sedangkan pada modul ini kita merefleksikan apakah keputusan yang kita ambil dapat dipertanggungjawabkan , menjadi win-win solution ataukah justru akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini kita diberikan panduan tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujiaan keputusan yang kita ambil.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangatlah penting terutama dalam mengelola kasus dilemma etika. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri senidiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kasadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggungJawab. Masalah yang terkait dilema etika akan diselesaikan dengan kepala dingin dan hati yang tenang, sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai dengan langkah yang sistematis.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan jika nilai-nilai yang dianutnya adalah nilai-nilai yang positif.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya akan berdampak positif pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat pula. Disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Saat keputusan yang diambil sudah tepat. maka akan tercipta lingkungan yang positif. kondusif. aman dan nyaman. tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas permasalah yang dihadapi.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilemma etika adalah perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita adalah terciptanya merdeka belajar. Keputusan untuk memerdekakan murid merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Untuk memutuskan pemenuhan belajar murid, bisa menggunakan pembelajaran berdiferensiasi.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran pasti akan membawa dampak, baik jangka panjang maupun pendek bagi murid. Hal yang sudah kita putuskan dan kita lakukan akan akan terekam menjadi suatu catatan dan akan menjadikan role model tentang apa dan bagaimana kelak murid-murid berpikir dan bertindak. Gambaran ini menjadikan dasar bahwa pengambilan keputusan oleh seorang pendidik harus tepat, benar dan bijak melalui analisis dan pengujian yang mendalam atas benar salahnya.
Dalam pengambilan kepurusan, seorang pemimpin sebaiknya menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan dan mengacu pada pembelajaran yang memenuhi potensi murid
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan yang dapat saya ambil jika mengaitkan dengan materi sebelumnya yaitu pengambilan keputusan sebaiknya mengacu pada :
• Nilai kebajikan universal
• Bertanggung jawab
• Berpihak pada murid
• Berpedoman pada filosofi KHD dengan Patrap Trilokanya (Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani)
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Saya cukup memahami materi pada modul ini, sehingga pada proses penerapannya sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namun sangat diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini, dalam pengambilan keputusan saya biasanya memanfaatkan prosedur umum yang berlaku di sekolah, yaitu berkomunikasi dengan pihak terkait seperti guru mata pelajaran, guru BK, Wakasek dan kepala sekolah, dengan bahan perbincangan yang mengalir apa adanya. Setelah mempelajari modul ini, saya mencoba menerapkan analisa berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Perbedaannya diantaranya pola ini menjadi pakem baru yang sangat rinci, hati – hati dan tidak terburu – buru dalam membuat sebuah keputusan. Selain itu, pihak yang terlibat menjadi merasa dihargai dan bisa memberi kontribusi sesuai tupoksinya masing – masing.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Perubahan terbesar yang saya alami yaitu :
1. Berhati – hati dalam bertindak dan mengambil keputusan.
2. Mempunyai pola yang teratur dalam menganalisa sebuah masalah
3. Meningkatnya empati pada diri sendiri untuk memahami permasalahan yang terjadi pada orang lain
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting karena sebagai seorang individu membuat saya berkembang menuju arah yang lebih baik dan sebagai seorang pemimpin saya harus mampu mengambil sebuah keputusan terbaik dan bertanggung jawab
Empat Paradigma Dilema Etika Dari pengalaman kita bekerja kita pada institusi pendidikan, kita telah mengetahui bahwa dilema etika adalah tantangan berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:
1. Individu lawan kelompok (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Secara lebih rinci, berikut adalah penjelasan dari keempat paradigma tersebut:
Individu lawan kelompok (individual vs community)
Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu lawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Paradigma ini, bisa juga berhubungan dengan konflik antara kepentingan pribadi lawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil lawan kelompok besar.
‘Individu’ di dalam paradigma ini tidak selalu berarti ‘satu orang’, tapi dapat juga berarti kelompok kecil dalam hubungannya dengan kelompok yang lebih besar. ‘Kelompok’ dalam paradigma ini dapat berarti kelompok yang lebih besar lagi, bisa berarti kelompok masyarakat kota yang sesungguhnya, tapi juga bisa berarti kelompok sekolah, sebuah kelompok keluarga, atau keluarga Anda.
Dilema individu melawan kelompok adalah tentang bagaimana membuat pilihan antara apa yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil, dan apa yang benar untuk kelompok yang lebih besar. Sebagai guru terkadang kita juga harus membuat pilihan seperti ini di dalam kelas. Satu kelompok membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengerjakan sebuah tugas, sementara ada kelompok lain yang dapat menyelesaikannya dengan lebih cepat sehingga mereka sudah siap untuk masuk ke pelajaran berikutnya, apakah keputusan yang akan diambil oleh guru? Dalam situasi ini, guru mungkin menghadapi dilema individu lawan kelompok.
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Dalam paradigma ini, pilihannya adalah antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Kita bisa memilih untuk berlaku adil dengan memperlakukan hal yang sama bagi semua orang, atau membuat pengecualian dengan alasan kemurahan hati dan kasih sayang. Terkadang memang benar untuk berpegang teguh pada peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian juga tindakan yang benar. Pilihan untuk menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan (atau sama rata). Pilihan untuk membengkokkan peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa kasihan (kebaikan) Misalnya ada peraturan di rumah, Anda harus ada di rumah pada saat makan malam. Misalnya suatu hari Anda pulang ke rumah terlambat karena seorang teman membutuhkan bantuan Anda. Situasi ini dapat menunjukkan dilema keadilan lawan rasa kasihan, terhadap orang tua Anda. Apakah ada konsekuensi dari melanggar peraturan tentang pulang ke rumah tepat waktu untuk makan malam, atau haruskah orang tua Anda membuat pengecualian?
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita harus memilih antara jujur atau setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita akan menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya. Pada situasi perang, tentara yang tertangkap terkadang harus memilih antara mengatakan yang sebenarnya kepada pihak musuh atau tetap setia kepada teman tentara yang lain. Hampir dari kita semua pernah mengalami harus memilih antara mengatakan yang sebenarnya atau melindungi teman (saudara) yang dalam masalah. Ini adalah salah satu contoh dari pilihan atas kebenaran melawan kesetiaan.
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Seringkali kita harus memilih keputusan yang kelihatannya terbaik untuk saat ini atau yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi pada hal-hal yang setiap harinya terjadi pada kita, atau pada lingkup yang lebih luas misalnya pada isu-isu dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dan lain lain. Sebagai orangtua, kita seringkali harus membuat pilihan ini, contohnya: ketika kita harus memilih antara seberapa banyak uang untuk digunakan sekarang dan seberapa banyak untuk ditabung nanti. Pernahkah Anda harus memilih antara menggunakan uang anda untuk makan favorit Anda atau berlatih instrumen musik atau berolahraga? Bila iya, Anda telah membuat pilihan antara jangka pendek melawan jangka panjang. Artikel disarikan dari Buku “How Good People Make Tough Choices: Resolving the Dilemmas of Ethical Living, Rushworth M.Kidder, 1995, USA: HarperCollins Publisher
Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan
Untuk memandu kita dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada 9 langkah yang dapat Anda lakukan. Anda dapat memilih salah satu dari kasus-kasus yang telah dibahas sebelumnya di modul ini untuk Anda gunakan sebagai contoh.
1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
Mengapa langkah ini penting untuk Anda lakukan? Pertama, alih-alih langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih seksama, penting bagi kita untuk mengidentifikasi masalah yang sedang kita hadapi. Kedua, penting bagi kita untuk memastikan bahwa masalah yang kita hadapi memang betul[1]betul berhubungan dengan aspek moral, bukan sekedar masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial.
Tidak mudah untuk bisa mengenali hal ini. Kalau kita terlalu berlebihan, kita bisa terjebak dalam situasi seolah-olah kita terlalu mendewakan aspek moral, sehingga kita akan mempermasalahkan kesalahan-kesalahan kecil. Sebaliknya bila kita terlalu permisif, maka kita bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek permasalahan etika dalam masalah yang sedang kita hadapi.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi yang sedang kita hadapi, pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Bukan berarti kalau permasalahan tersebut bukan dilema kita, maka kita menjadi tidak peduli. Karena kalau permasalahan ini sudah menyangkut aspek moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil.
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
Proses pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail; apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya. Data-data tersebut penting karena dilema etika tidak bersifat teoritis, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang mempengaruhi situasi tersebut, sehingga data yang detail akan menjelaskan alasan seseorang melakukan sesuatu dan bisa juga mencerminkan kepribadian seseorang dalam situasi tersebut. Kita juga harus bisa menganalisis hal-hal apa saja yang potensial yang bisa terjadi di waktu yang akan datang.
4. Pengujian benar atau salah
a. Uji Legal
Pertanyaan penting di uji legal ini adalah apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi itu? Bila jawabannya adalah iya, maka situasi yang ada bukanlah antara benar lawan benar (dilema etika), namun antara benar lawan salah (bujukan moral). Keputusan yang harus diambil dalam situasi adalah pilihan antara mematuhi hukum atau tidak, dan keputusan ini bukan keputusan yang berhubungan dengan moral.
b. Uji Regulasi/Standar Profesional
Bila situasi yang dihadapi adalah dilema etika, dan tidak ada aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mari kita uji, apakah ada pelanggaran peraturan atau kode etik di dalamnya. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya, seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.
c. Uji Intuisi
Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar.
d. Uji Publikasi
Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan menjadi viral di media sosial. Sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi publik? Coba Anda bayangkan bila hal itu terjadi. Bila Anda merasa tidak nyaman kemungkinan besar Anda sedang menghadapi benar situasi benar lawan salah atau bujukan moral.
e. Uji Panutan/Idola
Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda. Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu:
Uji Intuisi
berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam.
Uji publikasi,
sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir.
Uji Panutan/Idola
berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain.
Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil resiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral yaitu benar atau salah.
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi yang sedang Anda hadapi ini?
- Individu lawan kelompok (individual vs community)
- Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
- Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
- Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Pentingnya mengidentifikasi paradigma ini, bukan hanya mengelompokkan permasalahan, namun membawa penajaman bahwa situasi yang Anda hadapi betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama[1]sama penting.
6. Melakukan Prinsip Resolusi
Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
7. Investigasi Opsi Trilema
Dalam mengambil keputusan, seringkali ada 2 pilihan yang bisa kita pilih. Terkadang kita perlu mencari opsi di luar dari 2 pilihan yang sudah ada. Kita bisa bertanya pada diri kita, apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah. Itulah yang dinamakan investigasi opsi trilema.
8. Buat Keputusan
Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.
9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya. Perlu kita ingat bahwa 9 langkah pengambilan keputusan ini adalah panduan, bukan sebuah metode yang kaku dalam penerapannya.
Pengambilan keputusan ini juga merupakan keterampilan yang harus diasah agar semakin baik. Semakin sering kita berlatih menggunakannya, kita akan semakin terampil dalam pengambilan keputusan. Hal yang penting dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan mendasarkan keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal.
Artikel disarikan dari Buku “How Good People Make Tough Choices: Resolving the Dilemmas of Ethical Living, Rushworth M.Kidder, 1995, USA: HarperCollins Publisher
Anda adalah Kepala Sekolah yang baru diangkat di SMP X. Wakil Kepala Sekolah Kurikulum mengatakan bahwa sekolah memerlukan buku-buku pelajaran baru yang perlu didistribusikan dengan segera kepada murid-murid. Hari itu, Anda diberitahu bahwa penerbit Y akan hadir untuk presentasi buku-buku pelajaran untuk tahun ajaran baru. Wakasek Kurikulum Anda mengatakan bahwa ini adalah kegiatan rutin sekolah untuk menyeleksi buku-buku pelajaran murid kelas 1-6 menjelang tahun ajaran baru dimulai, dan para orang tua pun sudah menunggu daftar buku-buku yang harus dibeli. Anda pun bertemu dengan penerbit Y. Di akhir rapat, penerbit Y memberitahu Anda bahwa jika Anda memutuskan memesan dari penerbitan mereka, maka seperti kepala sekolah sebelumnya, Anda akan mendapatkan 'komisi'. Penerbit memberitahu Anda bahwa kegiatan seperti ini sudah dilakukan setiap tahun oleh pimpinan sekolah Anda terdahulu. Penerbit Y juga mengatakan bahwa kerja sama ini sudah lama terbina, dan mereka senantiasa tepat waktu memberikan buku-buku pelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apa yang akan Anda lakukan sebagai Kepala Sekolah? Suatu saat, pihak Yayasan/Manajemen Sekolah memanggil Anda untuk mengetahui prosedur dan praktik pemesanan buku-buku tahun ajaran baru di sekolah selama ini. Apa yang Anda katakan?
Jika saya sebagai kepala sekolah dihadapkan oleh permasalahan tersebut maka yang akan saya lakukan adalah berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah kurikulum untuk mendiskusikan bagaimana prosedur dan praktik pemesanan buku-buku selama ini yang telah dilaksanakan, selain itu saya juga akan meminta guru mata pelajaran untuk ikut terlibat dalam menentukan buku dari penerbit mana yang akan digunakan dalam pembelajaran karena guru mata pelajaranlah yang paham akan materi dan kebutuhan muridnya. Tidak ada salahnya juga jika menggunakan lebih dari satu penerbit untuk memenuhi kebutuhan buku murid yang relevan dengan kurikulum dan tentunya kebutuhan murid. Komisi yang dijanjikan oleh pihak penerbit memang mengiurkan, akan tetapi kembali lagi kepada nilai-nilai kebajikan untuk semua pihak terlebih pengambilan keputusan harus memihak pada murid bukan hanya sekedar mengambil keuntungan secara finansial.
Kasus 2
Ibu Azizah adalah kepala sekolah SMP Tunas Bangsa. Ia adalah seorang kepala sekolah yang memiliki integritas dan komitmen yang tinggi. Ia memiliki hubungan profesional yang baik dengan Ibu Dani, Kepala SMA Nusantara. Mereka seringkali berkomunikasi dan bekerjasama sehubungan dengan program-program pendidikan baik di sekolah Ibu Azizah sendiri maupun sekolah Ibu Dani.
Baru-baru ini Ibu Azizah terpilih menjadi ketua MKKS-Musyawarah Kerja Kepala Sekolah. Ibu Dani pun terpilih menjadi bendahara MKKS. Awalnya semua program MKKS dibawah kepemimpinan Ibu Azizah berjalan dengan baik sampai pada saatnya diadakan rapat evaluasi semester 1, dimana Ibu Azizah harus memberikan laporan pada Dewan Pembina MKKS, termasuk laporan keuangan. Ibu Azizah pun meminta laporan keuangan pada bendahara yaitu Ibu Dani.
Dua minggu sebelum rapat evaluasi, Ibu Azizah pun sibuk mempersiapkan dokumen-dokumen laporan yang dibutuhkan, termasuk dokumen yang berhubungan dengan keuangan. Ia pun menghubungi Ibu Dani, saat itulah Ibu Azizah mengetahui bahwa selama ini Ibu Dani menggunakan sebagian uang MKKS untuk pengobatan putrinya yang sedang sakit dan memerlukan pengobatan yang mahal. Ibu Dani berjanji bahwa uang tersebut akan segera digantikan sebelum rapat evaluasi tiba. Ibu Azizah sebetulnya ragu akan hal tersebut mengingat jumlah uang yang cukup besar. Namun Ibu Dani meminta Ibu Azizah untuk berjanji untuk tidak memberitahu siapapun tentang tindakannya. Apa yang akan dilakukan Anda bila berada di posisi Ibu Azizah, dan mengapa?
Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? Bujukan Moral
Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
Ibu Dani telah salah menggunakan uang MKKS untuk kepentingan pribadinya.
Apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal).
Apabila di audit maka akan terkena hukum penyalahgunaan uang MKKS
Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi). Ada
Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi). Salah karena menutupi perbuatan bu Dani
Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media cetak/elektronik atau menjadi viral di media sosial? Apakah Anda merasa nyaman? Saya tidak akan merasa nyaman karena saya telah menutupi perbuatan Bu Dani akan tetapi dengan kondisi Ibu Dani yang demikian saya merasa kasihan, tetapi saya melanggar kode etik.
Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
Keputusan yang diambil harus merujuk pada kebenaran apapun situasinya.
Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
Ada, saya sebagai seorang sahabat akan membantu bu Dani dengan meminjamkan uang untuk mengganti uang MKKS.
Apa keputusan yang Anda ambil? Sebagai teman dekat saya akan memberikan pinjaman kepada bu Dani untuk mengganti uang MKKS dan saya dapat membuat laporan pertanggungjawaban yang sesuai.
Prinsip mana yang Anda gunakan, dan mengapa? Berpikir berbasis rasa peduli
Pertanyaan 1
Bagaimana situasi di lingkungan Anda sendiri, adakah nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi di tempat Anda bekerja, atau tinggal? Ceritakan pengalaman Anda Anda bagaimana nilai-nilai kebajikan tersebut telah membentuk diri Anda terutama dalam mengambil suatu keputusan?
jawaban :
Terdapat nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi di tempat saya bekerja, dan tinggal yaitu toleransi, tanggung jawab, kejujuran, empati, keterbukaan dan musyawarah. Ketika membuat suatu laporan maka laporan tersebut harus di buat sesuai dengan kenyataannya dan tidak boleh merugikan pihak manapun. Hal ini sangat mempengaruhi saya dalam membuat suatu keputusan, membiasakan diri untuk memahami apa yang menjadi aturan dan mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan sehingga saya dapat bekerja dengan nyaman dan tenang.
Pertanyaan 2
Apakah Anda pernah mengalami atau melihat suatu pengambilan keputusan serupa studi kasus yang ditanyakan di atas, di mana ada dua kepentingan saling berbenturan? Ceritakan bagaimana pengalaman Anda sendiri di sekolah asal Anda. Apa yang Anda lakukan pada waktu itu, mengapa?
jawaban :
Saya pernah mengalami suatu pengambilan keputusan serupa studi kasus tersebut, yaitu ketika saya dihadapkan pada kasus memberikan nilai pada seorang siswa yang jarang ikut pembelajaran di kelas saya dengan berbagai alasan, hingga tibalah untuk menyetorkan nilai pada wali kelas. Salah satu guru memberikan masukan untuk tetap memberikan nilai kkm namun sesuai instruksi di sekolah siswa tersebut harus dikenai sanksi kemungkinan tidak lulus dalam mata pelajaran saya. Ketika itu saya mengambil tindakan dan diskusi bersama dengan guru yang mengajar dikelas siswa yang bermasalah serta siswa bersangkutan. Ketika musyawarah tersebut kami membuat sebuah keputusan dengan memberikan nilai jika siswa bersangkutan mau membuat pernyataan untuk tidak mengulangi kesalahan dan memenuhi tugas yang masih beum diselesaikan oleh siswa hingga batas waktu yang ditentukan.
Salam dan bahagia !
Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi terkait dengan mulai diri 3.1 .
Pertanyaan Pemantik
Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan yang transformational, pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid? (Nadiem Makarim, 2020)
Menurut Bapak dan Ibu, Kira-kira apa maksud dari kutipan Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi tersebut?
jawaban :
Menurut saya sebagai seorang guru melakukan segala upaya untuk meningkatkan pembelajaran demi tercapainya keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut, sebagai guru kita juga wajib mempertimbangkan keputusan yang akan kita ambil. Memikirkan dan mencari referensi sehingga dapat memunculkan keputusan yang matang dengan segala kemungkinan yang mungkin terjadi, menentukan alternatif serta apa dampak yang mungkin ditimbulkan dari pengambilan keputusan tersebut. sehingga sebisa mungkin keputusan yang kita ambil mampu menjadi solusi terbaik serta memberikan dampak yang positif bagi peningkatan pembelajaran murid khususnya.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran atau pimpinan sebuah institusi, tentu Anda menghadapi pengambilan keputusan setiap harinya. Pernahkah dalam pengambilan keputusan tersebut melibatkan berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang sama-sama menjunjung tinggi suatu nilai kebajikan tertentu, dan keduanya sama-sama benar, namun tertantang karena saling bertentangan satu dengan yang lain?
jawaban :
Menjadi seorang yang mengambil keputusan terbaik memang tidak mudah, karena masing masing orang memiliki pola pikir yang berbeda. Dengan musyawarah maka sebisa mungkin dapat menyatukan pikiran secara adil. Pengalaman saya ketika mengambil keputusan untuk membuat soal ujian yang saya dan rekan saya ampu karena kebetulan mapel yang kami ampu sama namun masing-masing dari kami memiliki pemikiran yang berbeda jadi kami melakukan musyawarah dan mencari jalan tengah untuk untuk menemukan solusi tersebut, untuk menghasilkan satu soal yang kami sepakati untuk diujikan. Dalam proses tersebut saya berusaha untuk memperhitungkan alternatif keputusan yang kami ambil serta meninjau dampak dari keputusan yang kami ambil, sehingga keputusan yang kami ambil memberikan dampak yang positif.
Anda adalah Kepala Sekolah yang baru diangkat di SMP X. Wakil Kepala Sekolah Kurikulum mengatakan bahwa sekolah memerlukan buku-buku pelajaran baru yang perlu didistribusikan dengan segera kepada murid-murid. Hari itu, Anda diberitahu bahwa penerbit Y akan hadir untuk presentasi buku-buku pelajaran untuk tahun ajaran baru. Wakasek Kurikulum Anda mengatakan bahwa ini adalah kegiatan rutin sekolah untuk menyeleksi buku-buku pelajaran murid kelas 1-6 menjelang tahun ajaran baru dimulai, dan para orang tua pun sudah menunggu daftar buku-buku yang harus dibeli. Anda pun bertemu dengan penerbit Y. Di akhir rapat, penerbit Y memberitahu Anda bahwa jika Anda memutuskan memesan dari penerbitan mereka, maka seperti kepala sekolah sebelumnya, Anda akan mendapatkan 'komisi'. Penerbit memberitahu Anda bahwa kegiatan seperti ini sudah dilakukan setiap tahun oleh pimpinan sekolah Anda terdahulu. Penerbit Y juga mengatakan bahwa kerja sama ini sudah lama terbina, dan mereka senantiasa tepat waktu memberikan buku-buku pelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apa yang akan Anda lakukan sebagai Kepala Sekolah? Suatu saat, pihak Yayasan/Manajemen Sekolah memanggil Anda untuk mengetahui prosedur dan praktik pemesanan buku-buku tahun ajaran
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com
Pernahkah Anda setelah mengambil suatu keputusan, bertanya pada diri sendiri, "Apakah keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat?" "Apakah seharusnya saya mengambil keputusan yang lain?" Kira-kira apa yang membuat Anda mempunyai pemikiran seperti itu?
jawaban :
Tentu saja saya pernah dan sering. Apalagi jika keputusan yang saya ambil agak bertentangan dengan aturan. Dalam keadaan itu saya akan bercerita pada orang yang menurut saya lebih paham supaya menjadi pembelajaran saya kedepannya.
Pertanyaan 4
Pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin Anda tanyakan pada sesi Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran ini? Apa yang selama ini menjadi tantangan bagi Anda dalam mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?
jawaban :
bagaimana tahapan yang harus dilakukan untuk mengambil keputusan yang baik sebagai pemimpin pembelajaran ? tantangan yang saya hadapi adalah adanya konflik aturan, kebijakan dan kepentingan pada pihak tertentu.
Pertanyaan 5
Harapan-harapan apa saja yang Anda inginkan dengan mengikuti modul 3.1 - Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran? Apa yang ingin Anda capai setelah belajar tentang modul 3.1 ini?
jawaban :
Harapan saya dengan mengikuti modul 3.1 - Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran saya dapat mengetahui tahapan yang harus dilakukan untuk mengambil keputusan yang baik sebagai pemimpin pembelajaran. Yang ingin saya capai adalah dapat memperbaiki diri untuk mengambil keputusan yang baik sebagai pemimpin pembelajaran
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Mulai Diri 3.1 - Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin", Klik untuk baca:
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Filosofi Ki Hajar Dewantara memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Pratap Yang berarti kebijaksanaan dalam bahasa Jawa sedangkan Triloka adalah konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia. Konsep ini menggambarkan tiga tujuan utama pendidikan, yaitu kesejahteraan material, kesejahteraan moral, dan kesejahteraan spiritual. Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan harus membantu individu mencapai keseimbangan dalam ketiga aspek tersebut untuk menjadi manusia yang berkualitas dan berdaya. Pratap triloka inilah yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin yang memiliki 3 dasar utama yang salah satu nya adalah berpihak pada kepentingan murid. Pratap Triloka kihajar Dewantara menamakan konsep pada pemimpin pendidikan untuk mengutamakan kepentingan murid.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita adalah sebuah nilai kebajikan universal yang tertanam dalam diri kita yang terbentuk menjadi sebuah karakter yang menjadi dasar dalam setiap pemikiran dan perbuatan kita. Dengan adanya nilai-nilai dalam diri kita maka kita akan memiliki sebuah pemikiran tertentu untuk memilih prinsip pemikiran mana yang akan kita ambil dalam pengambilan keputusan. Seperti yang kita ketahui bahwa ada 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu berpihak pada hasil akhir, keputusan dan rasa kasihan.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya?
Seperti yang kita ketahui bahwa ada 9 langkah pengujian dalam pengambilan keputusan yang salah satu nya adalah bagaimana kita menanyakan pada senior atau orang sekitar yang berdampak langsung terhadap keputusan yang kita ambil. Dalam kegiatan coaching maka kita dapat mendengarkan secara mendalam akan masukan atau pendapat dengan sangat baik karena coaching menekankan pada mendengarkan dengan baik dan menggali pendapat dari orang yang kita ajak bicara dengan baik. Sebagai seorang manusia tentunya kita akan merasakan sebuah kekhawatiran dalam pengambilan keputusan. Keraguan tersebut berupa apakah keputusan kita sudah tepat dan bermanfaat untuk orang lain. Dengan coaching sebelum pengambilan keputusan ini maka kita bisa merasakan keyakinan akan keputusan yang kita ambil karena kita sudah mendengarkan masukan dari senior dan lainnya dengan lebih mendalam.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? Kemampuan guru dalam menekan rasa khawatir dalam pengambilan keputusan ini sering didasari rasa tidak enak hati terhadap orang lain. Ketidakenakan hati dalam pengambilan keputusan ini perlu disadari oleh seorang pemimpin karena dilema etika ini adalah permasalahan yang bersifat benar lawan benar jadi seorang pemimpin perlu memiliki kemantapan hati dalam melihat permasalahan yang terjadi tanpa terpengaruh akan adanya ketidaksukaan dari beberapa orang akan keputusan yang diambil.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? Setiap permasalahan atau kasus yang terjadi perlu dikembalikan pada 3 konsep dasar pengambilan keputusan seorang pemimpin yaitu berpihak pada murid, kebajikan universal dan bertanggung jawab. 3 hal dasar inilah yang harus ditanamkan oleh pemimpin pendidikan dalam pengambilan keputusan yang memiliki nilai-nilai yang tertanam dari filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman? Pengambilan keputusan yang tepat tentunya akan sangat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman karena keputusan yang tepat akan menjadi dasar pengelolaan lembaga pendidikan untuk menjalankan aktifitas kegiatan sehari-hari dilembaga pendidikan tersebut. Keputusan yang tepat juga tentunya sudah akan mempertimbangkan ada adanya nilai-nilai yang baik untuk kebaikan bersama.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? Tentunya dalam setiap pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika akan ada tantangan karena setiap orang dalam lembaga pendidikan punya pemikiran yang berbeda terhadap sesuatu hal. Hal ini menjadi tantangan tersendiri ditambah lagi adanya perbedaan tingkat wawasan seseorang terhadap dunia pendidikan yang berbuah seiring dengan perubahan zaman. Terhadap perubahan paradigma ini pun akan terkait menjadi sebuah tantangan karena terkait dengan perbedaan pemikiran seseorang.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? Pengambilan keputusan yang diambil oleh seorang pendidik tentunya akan didasari oleh hasil pengamatan dan penelitian terhadap murid-murid yang diajar sehingga keputusan akan berpengaruh terhadap kemerdekaan murid-murid dalam melakukan proses belajar. Seorang guru akan mengambil keputusan berupa pembelajaran yang sesuai untuk kemerdekaan belajar murid-muridnya. Perbedaan yang dimiliki murid-murid ini akan menjadi sebuah perhatian khusus bagi pendidik untuk dapat memberikan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan potensi murid melalui mencari literasi terhadap perbedaan yang ada pada dengan metode pembelajaran yang tepat. Aktif bertanya dan belajar pada komunitas belajar untuk menggali sebanyak mungkin pengetahuan yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? Pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran akan menentukan bagaimana kualitas pembelajaran yang dilakukan guru tersebut efektif atau tidak bagi perkembangan murid dalam mengembangkan potensinya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman yang tentunya akan menjadi bekal bagi murid dalam kehidupan nya di masa depan.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? Kesimpulan akhir adalah pengambilan keputusan seorang pemimpin akan didasari oleh nilai kebijaksanaan yang dipelajari dari materi modul sebelumnya yaitu filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara serta nilai-nilai seorang pendidik. Modul pembelajaran sosial emosional juga menjadi suatu hal yang membawa nilai kepekaan seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan terkait dengan kebajikan universal. Modul prinsip coaching juga akan menjadi sangat penting untuk seorang pemimpin mengambil keputusan agar dapat menggali informasi dengan lebih baik dari orang sekitar.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? Dilema etika merupakan sebuah keadaan yang keduanya adalah sama benar atau benar lawan benar sedangkan bujukan moral adalah keadaan benar lawan salah. Dalam bujukan moral tentu nya kita sudah dapat mengambil keputusan secara langsung untuk mengambil keputusan yang benar. Dalam dilema etika karena keduanya benar maka kita perlu melakukan proses melihat paradigma apa yang terjadi yang terdiri dari 4 paradigma yaitu individu lawan kelompok, keadilan lawan kasihan, kebenaran lawan kesetiaan,dan jangka pendek lawan jangka panjang. 3 prinsip pengambilan keputusan juga perlu kita perhatikan yaitu prinsip hasil akhir, prinsip peraturan dan prinsip rasa kasihan. 9 langkah pengujian juga perlu kita perhatikan yaitu: mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta yang relevan, pengujian benar salah, Pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan 3 prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, keputusan akhir dan lihat dan refleksi kan keputusan.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? Pernah , perbedaan nya pada saat saya belum mempelajari modul ini saya hanya mendasarkan pada hal-hal yang bersifat intuisi yang berasal dari pengalaman dan pendapat orang lain. Setelah mempelajari modul ini saya jadi lebih paham untuk mendasar pengambilan keputusan pada paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? Pengetahuan dan keyakinan saya dalam pengambilan keputusan menjadi lebih baik lagi, perubahan nya adalah saya menjadi lebih percaya diri dan lebih yakin dalam pengambilan keputusan karena pengambilan keputusan yang diambil berdasarkan proses yang mendalam melalui penilaian paradigma,3 prinsip dan 9 langkah pengujian yang menjadikan keputusan yang diambil itu lebih bijaksana dan tepat.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin? Sangat penting karena dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan tugas tentunya saya akan dihadapkan pada sebuah keadaan untuk mengambil keputusan keputusan yang saya ambil menjadi lebih baik dan saya lebih yakin dalam pengambilan keputusan.
Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar materi)
Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani memiliki makna mendalam yang dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu keputusan yang selalu berpihak kepada murid. Sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan seharusnya:
memberikan teladan dan contoh akan keputusan yang bijak,menjadi teladan yang patut ditiru (Ing Ngarso Sung Tulodo).
mampu memberdayakan dan membangun kerukunan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan demi memperbaiki kualitas diri mereka (Ing Madya Mangun Karsa)
mampu mempengaruhi dan mendorong semangat meningkatkan kualits agara selalu menjadi lebih baik(Tut Wuri Handayani)
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Guru sebagai pendidik harus memiliki nilai-nilai positif yang mampu menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan mempertimbangkan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Dalam materi pengambilan keputusan yang dipelajari memiliki hubungan erat dengan kegiatan coaching (bimbingan) pada modul sebelumnya. Pada proses coaching kita membantu coachee dalam menentukan atau mengambil keputusan sedangkan pada modul ini kita merefleksikan apakah keputusan yang kita ambil dapat dipertanggungjawabkan , menjadi win-win solution ataukah justru akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini kita diberikan panduan tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian keputusan yang kita ambil.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional nya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangatlah penting terutama dalam mengelola kasus dilema etika. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri sendiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kesadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggung Jawab. Masalah yang terkait dilema etika akan diselesaikan dengan kepala dingin dan hati yang tenang, sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai dengan langkah yang sistematis
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan jika nilai-nilai yang dianutnya adalah nilai-nilai yang positif.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya akan berdampak positif pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat pula. Disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Saat keputusan yang diambil sudah tepat. maka akan tercipta lingkungan yang positif. kondusif. aman dan nyaman. tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilemma etika adalah perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita adalah terciptanya merdeka belajar. Keputusan untuk memerdekakan murid merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Untuk memutuskan pemenuhan belajar murid, bisa menggunakan pembelajaran berdiferensiasi.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran pasti akan membawa dampak, baik jangka panjang maupun pendek bagi murid. Hal yang sudah kita putuskan dan kita lakukan akan akan terekam menjadi suatu catatan dan akan menjadikan role model tentang apa dan bagaimana kelak murid-murid berpikir dan bertindak. Gambaran ini menjadikan dasar bahwa pengambilan keputusan oleh seorang pendidik harus tepat, benar dan bijak melalui analisis dan pengujian yang mendalam atas benar salahnya.
Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin sebaiknya menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan dan mengacu pada pembelajaran yang memenuhi potensi murid
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan yang dapat saya ambil jika mengaitkan dengan materi sebelumnya yaitu pengambilan keputusan sebaiknya mengacu pada :
* Nilai kebajikan universal
* Bertanggung jawab
* Berpihak pada murid
* Berpedoman pada filosofi KHD dengan Patrap Trilokanya (Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani)
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Saya cukup memahami materi pada modul ini, sehingga pada proses penerapannya sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namun sangat diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini, dalam pengambilan keputusan saya biasanya memanfaatkan prosedur umum yang berlaku di sekolah, yaitu berkomunikasi dengan pihak terkait seperti guru mata pelajaran, guru BK, Wakasek dan kepala sekolah, dengan bahan perbincangan yang mengalir apa adanya. Setelah mempelajari modul ini, saya mencoba menerapkan analisa berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Perbedaannya diantaranya pola ini menjadi pakem baru yang sangat rinci, hati -- hati dan tidak terburu -- buru dalam membuat sebuah keputusan. Selain itu, pihak yang terlibat menjadi merasa dihargai dan bisa memberi kontribusi sesuai tupoksinya masing -- masing.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Perubahan terbesar yang saya alami yaitu :
1. Berhati -- hati dalam bertindak dan mengambil keputusan.
2. Mempunyai pola yang teratur dalam menganalisa sebuah masalah
3. Meningkatnya empati pada diri sendiri untuk memahami permasalahan yang terjadi pada orang lain
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting karena sebagai seorang individu membuat saya berkembang menuju arah yang lebih baik dan sebagai seorang pemimpin saya harus mampu mengambil sebuah keputusan terbaik dan bertanggung jawab
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Ki Hajar Dewantara sangat terkenal dengan Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangunkarso dan Tut Wuri Handayani.
Ing Ngarso Sung Tulodho artinya berdiri di depan menjadi teladan bagi murid-muridnya. Dalam mengambil keputusan seorang guru hendaknya melakukan analisis terlebih dahulu dan memiliki banyak pertimbangan sebelumnya agar keputusan yang dibuat dapat dijadikan teladan bagi murid-muridnya. Ing Madyo Mangun Karso artinya berdiri di tengah menjadi pembangun dan penyemangat. Dalam mengambil keputusan seorang guru harus selalu memiliki semangat yang membangun dan mampu memberikan semangat juga kepada murid-muridnya. Tut Wuri Handayani artinya berdiri di belakang menjadi pendorong agar murid-muridnya maju dalam pemdidikannya. Dalam pengambilan keputusan, dari belakang seorang guru harus memberikan dorongan baik secara fisik maupun moral agar murid-muridnya merasa ada dukungan.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sudah seharusnya tertanam kuat dalam diri. Sehingga dalam pengambilan keputusan kita mampu berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut. Maka pengambilan keputusan yang diambil tidak akan merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Kegiatan pendampingan dari fasilitator saat sesi coaching sangat membantu CGP dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru yang memiliki peran menjadi pemimpin pembelajaran terutama dalam proses pengambilan keputusan, Saat coaching dan guru menjadi seorang coachee akhirnya menemukan ssendiri solusinya dan mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Saat mengambil keputusan seorang guru sudah seharusnya berpihak pada murid dan memaksimalkan potensi dalam diri muridnya. Yang tentunya tidak akan merugikan murid.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Sebagai seorang guru sudah seharusnya memiliki penguasaan dalam kompetensi sosial dan emosional, yaitu kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan relasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Aspek sosial dan emosional dalam diri seorang guru pastinya akan berpengaruh saat harus mengambil sebuah keputusan, khususnya masalah dilema etika. Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus melakukannya dalam keadaan secara sadar sepenuhnya (mindfulness), dengan berbagai kondisi dan pilihan yang ada agar segala konsekuensi yang ada akan membuat keputusan tersebut menjadi sebuah keputusan terbaik.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika, sebelum mempelajari materi pengambilan keputusan biasanya sebagai seorang pendidik hanya melakukan berdasarkan keyakinan diri yang dianutnya. Namun setelah mempelajari tentang paradigma dilema, prinsip resolusi, 9 langkah pengambilan keputusan dan melakukan pengujian keputusan, maka pengambilan keputusan yang dibuat mengikuti alur tersebut.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dana nyaman? Dalam pengambilan keputusan perlu kiranya melakukan langkah-langkah berikut ini :
Melihat terlebih dahulu paradigma yang terjadi apakah individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan dan jangka pendek lawan jangka panjang Melakukan prinsip-prinsip resolusi : Berpikir Berbasis Akhir (ends-based thinking), Berpikir Berbasis Peratusan (rule-based thinking) dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (care-based thinking) Melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, yaitu : Mengenali adakah nilai-nilai yang bertentangan Menentukan siapa saja yang terlibat Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan Melakukan Pengujian benar atau salah : Uji legal, Uji regulasi, Uji intuisi, Uji publikasi, Uji Panutan/idola Pengujian benar lawan benar Melakukan prinsip resolusi Investigasi Opsi Trilema Buat keputusan Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus=kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan anda?
Tantangan terbesar yang ada di lingkungan pastinya nilai-nilai dan budaya masyarakat sekitar atau lingkungan sekolah. Dikarenakan banyak yang memiliki pola pikir merasa dirinya benar. Dibutuhkan kerja keras untuk melakukan sosialisasi dan komunikasi agar menerima sebuah perubahan.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Mengikuti paradigma berpikir KHD, tentunya pembelajaran yang tepat adalah berpihak pada murid. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan sudah seharusnya mampu melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan murid terutama dalam proses pembelajaran. Pengambilan keputusan haruslah melihat perbedaan potensi yang dimiliki murid-murid agar mereka dapat berkembang potensi yang dimilikinya.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, maka setiap keputusan yang diambil akan mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid-muridnya. Jika seorang guru hanya mengajarkan mengikuti kehendak guru, maka guru tidak akan pernah menemukan potensi murid-muridnya. Namun jika guru membuat keputusan untuk melakukan proses pembelajaran berdasarkan minat dan bakat muridnya maka hal ini akan berpengaruh pada kehidupan murid-murid selanjutnya.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam melakukan proses pengambilan keputusan haruslah menjadikan murid-muridnya sebagai titik fokusnya. Dimulai dari melakukan budaya positif yang tumbuh di kelas dan berkembang di sekolah dan lingkungan, tentunya akan membangun karakter positif dan kuat dalam diri murid-murid. Meningkatkan kompetensi sosial emosional yang matang juga akan membantu guru dalam proses pengambilan keputusan. Melakukan penerapan pembelajaran berdiferensiasi dalam memenuhi kebutuhan belajar murid-murid kan memaksimalkan kemampuan guru dalam melakukan proses coaching yang baik.
Sejauh mana pemahaman anda tentang konsep-konsep yang telah anada pelajari di modul ini, yaitu : dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut anda di luar dugaan?
Dilema Etika : lebih kepada benar vs benar. Dimana situasi yang terjadi adalah seseorang dihadapkan pada dua pilihan yang secara moral keduanya benar namun memiliki pertentangan.
Bujukan Moral : lebih kepada benar vs salah. Dimana seseorang diharuskan untuk membuat keputusan antara benar dan salah.
4 Paradigma Pengambilan Keputusan :
Individu lawan kelompok (individual vs community), yaitu pertentangan antara suatu individu melawan kelompok yang lebih besar dimana individu juga menjadi bagiannya atau bisa juga disebut konflik antara kepentingan pribadi lawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil lawan kelompok besar. Kebenaran lawa kesetiaan (truth vs loyalty), yaitu situasi dimana pilihannya adalah mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), situasi ini memilih antara sebuah keadilan yang bertanggung jawab atau berpihak pada kesetiaan. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term), yaitu situasi yang memilih antara kebaikan untuk masa sekarang ataukah untuk masa yang akan datang.
3 Prinsip Pengambilan Keputusan :
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (ends-based thinking), meletakkan keputusan pada hasil akhir Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), lebih kepada bertanya pada prinsip-prinsip mendalam yang dipegang Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking), pengambilan keputusan yang lebih mengarah pada kepedulian terhadap pihak lain.
9 Langkah Pengambilan Keputusan
Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan Menentukan siapa yang terlibat Kumpulkan fakta-fakta yang relevan Pengujian benar atau salah : uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi dan uji panutan/idola Pengujian paradigma benar lawan benar Melakukan Prinsip resolusi Investigasi Opsi Trilema Buat keputusan Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Hal-hal yang di luar dugaan yaitu keputusan yang diambil seringkali hanya dilihat dari siapa yang mengambil keputusan dan siapa yang harus menerima keputusan.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang anda pelajari di modul ini?
Sebelumnya saya pernah mengalami dilema manakala berhadapan pada permasalahan antara saya, murid dan orang tua murid. Seringkali saya mengambil keputusan yang menurut keyakinan saya sudah cukup efektif. Namun setelah mempelajari modul ini, ternyata ada 9 langkah yang harus saya pikirkan baik-baik sebelum mengambil keputusan.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat anda, perubahan apa yang terjadi pada cara anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak yang saya rasakan cukup besar. Sebelumnya saya mengambil keputusan hanya dengan pertimbangan menjaga nama baik sekolah dan masih memiiliki emosi yang kadang mempengaruhi keputusan. Namun ternyata setelah mempelajari modul ini, saya harus lebih mengendalikan emosi dan berpikir matang-matang, serta merefleksikan diri agar keputusan yang diambil tidak merugikan diri sendiri juga orang lain terutama murid-murid saya.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi anda sebagai seorang individu dan anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting. Karena setelah mempelajari modul ini, saya jadi lebih tahu langkah-langkah mengambil keputusan dan juga tahapan mengenali sebuah permasalahan.
Kesimpulannya adalah sebagai pemimpin pembelajaran, maka seorang guru harus mampu menjalani trilogi pendidikan KHD, mampu memiliki kompetensi sosial emosional, melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid dan mampu memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya. Kesemua itu akan membantu guru dalam mengambil sebuah keputusan yang tetap berpihak pada murid, melakukan langkah-langkah tepat pengambilan keputusan hingga tidak ada pihak yang dirugikan,
3Mei2023
Koneksi antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin
Rabu, 3 Mei 2023Kategori : Artikel / Berita
OLEH:
Yudi Widi Kurniawan, S.Pd
CGP. Angkatan 7 Kabupaten Jember
Kegiatan Pemantik:
Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Kutipan di atas menjelaskan bahwa mengajarkan dan menumbuhkan kemampuan akademik adalah penting, namun membentuk karakter dan moral anak jauh lebih penting Pemberdayaan potensi peserta didik diarahkan untuk membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Kaitan antara kutipan tersebut dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari saat ini adalah sebagai pemimpin pembelajaran kita harus mengedepankan etika sebagai dasar dalam pengambilan keputusan karena bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal. Selain itu, keputusan yang kita ambil haruslah berpihak pada murid dan harus bertanggung jawab.
Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Terdapat tiga prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis Hasil Akhir, berpikir berbasis Peraturan dan berpikir berbasis Rasa Peduli. Penggunaan prinsip-prinsip tersebut dalam pengambilan keputusan disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi. Namun demikian, apapun prinsip yang digunakan haruslah bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal yang berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga nantinya keputusan yang diambil akan memberikan dampak yang positif bagi lingkungan kita.
Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita harus peka terhadap fenomena yang terjadi di sekolah kita dan harus mampu memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan utamanya dalam proses pembelajaran murid. Keputusan yang diambil haruslah sesuai dengan dasar pengambilan keputusan yaitu berpihak pada murid, bersumber pada nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah memberikan contoh dan teladan kepada murid bagaimana mengambil keputusan yang bijak, arif dan bertanggung jawab.
Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Maksud dari kutipan di atas jika dihubungkan dengan pembelajaran yang telah saya alami pada modul ini adalah modul ini mengajarkan kita bagaimana kita menjadikan murid-murid kita menjadi berperilaku etis melalui pengambilan keputusan yang bersumber pada Nilai Kebajikan Universal, berpihak pada murid dan bertanggung jawab.
Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar materi)
Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani memiliki makna mendalam yang dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu keputusan yang selalu berpihak kepada murid. Sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan seharusnya:
· memberikan teladan dan contoh akan keputusan yang bijak,menjadi teladan yang patut ditiru (Ing Ngarso Sung Tulodo).
· mampumemberdayakan dan membangun kerukunan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan demi memperbaiki kualitas diri mereka (Ing Madya Mangun Karsa)
· mampu mempengaruhi dan mendorong semangat meningkatkan kualits agara selalu menjadi lebih baik(Tut Wuri Handayani
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Guru sebagai pendidik harus memiliki nilai-nilai positif yang mampu menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan mempertimbangkan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Dalam materi pengambilan keputusan yang dipelajari memiliki hubungan erat dengan kegiatan coaching (bimbingan) pada modul sebelumnya. Pada proses coaching kita membentu coachee dalam menentukan atau mengambila keputusan sedangkan pada modul ini kita merefleksikan apakah keputusan yang kita ambil dapat dipertanggungjawabkan , menjadi win-win solution ataukah justru akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini kita diberikan panduan tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujiaan keputusan yang kita ambil.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangatlah penting terutama dalam mengelola kasus dilemma etika. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri senidiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kasadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggungJawab. Masalah yang terkait dilema etika akan diselesaikan dengan kepala dingin dan hati yang tenang, sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai dengan langkah yang sistematis.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan jika nilai-nilai yang dianutnya adalah nilai-nilai yang positif.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya akan berdampak positif pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat pula. Disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Saat keputusan yang diambil sudah tepat. maka akan tercipta lingkungan yang positif. kondusif. aman dan nyaman. tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas permasalah yang dihadapi.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilemma etika adalah perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun dengan berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita adalah terciptanya merdeka belajar. Keputusan untuk memerdekakan murid merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Untuk memutuskan pemenuhan belajar murid, bisa menggunakan pembelajaran berdiferensiasi.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran pasti akan membawa dampak, baik jangka panjang maupun pendek bagi murid. Hal yang sudah kita putuskan dan kita lakukan akan akan terekam menjadi suatu catatan dan akan menjadikan role model tentang apa dan bagaimana kelak murid-murid berpikir dan bertindak. Gambaran ini menjadikan dasar bahwa pengambilan keputusan oleh seorang pendidik harus tepat, benar dan bijak melalui analisis dan pengujian yang mendalam atas benar salahnya.
Dalam pengambilan kepurusan, seorang pemimpin sebaiknya menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan dan mengacu pada pembelajaran yang memenuhi potensi murid
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan yang dapat saya ambil jika mengaitkan dengan materi sebelumnya yaitu pengambilan keputusan sebaiknya mengacu pada :
• Nilai kebajikan universal
• Bertanggung jawab
• Berpihak pada murid
• Berpedoman pada filosofi KHD dengan Patrap Trilokanya (Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani)
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Saya cukup memahami materi pada modul ini, sehingga pada proses penerapannya sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namun sangat diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini, dalam pengambilan keputusan saya biasanya memanfaatkan prosedur umum yang berlaku di sekolah, yaitu berkomunikasi dengan pihak terkait seperti guru mata pelajaran, guru BK, Wakasek dan kepala sekolah, dengan bahan perbincangan yang mengalir apa adanya. Setelah mempelajari modul ini, saya mencoba menerapkan analisa berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Perbedaannya diantaranya pola ini menjadi pakem baru yang sangat rinci, hati – hati dan tidak terburu – buru dalam membuat sebuah keputusan. Selain itu, pihak yang terlibat menjadi merasa dihargai dan bisa memberi kontribusi sesuai tupoksinya masing – masing.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Perubahan terbesar yang saya alami yaitu :
1. Berhati – hati dalam bertindak dan mengambil keputusan.
2. Mempunyai pola yang teratur dalam menganalisa sebuah masalah
3. Meningkatnya empati pada diri sendiri untuk memahami permasalahan yang terjadi pada orang lain
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting karena sebagai seorang individu membuat saya berkembang menuju arah yang lebih baik dan sebagai seorang pemimpin saya harus mampu mengambil sebuah keputusan terbaik dan bertanggung jawab
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
sebelum menjelaskan tentang Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan Pratab Triloka dalam pengambilan keputusan, saya akan menjelaskan sedikit tentang pemikiran perubahan pendidikan Ki Hajar Dewantara,
1. SEJARAH PENDIDIKAN NASIONAL
sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan pendidikan yang lebih layak untuk masyarakat Indonesia yang lebih baik. dengan sejarah tersebut kita bisa tahu cikal bakal pendidikan dahulu kala, yang awalnya hanya untuk para penjajah, para bangsawan saja namun kemudian bisa diberikan kepada masyarakat bawah. Pada Tahun 1854 kolonial mendirikan sekolah di kabupaten guna untuk calon pegawai yang ada di lingkungan pemerintah kolonial saja. kemudian pada tahun yang sama didirikan sekolah yang bernama Bumi Putra yang hanya ada 3 sekolah, kompetensi yang diajarkan pun hanya membaca, menulis dan berhitung namun pendidikan tersebut hanya untuk para pembantu dengan tujuan mendukung usaha mereka dalam berdagang. Pada Tahun yang sama pemerintah Hindia Belanda membuat sekolah kedokteran bagi Mudir Dokter Jawa Untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran untuk membantu masyarakat yang lebih luas khususnya pelayanan pada kolonial, mengapa kolonial membuat seperti itu , karena pada masa Hindia Belanda akan melakukan perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran agar masyarakat bisa mengenyam pendidikan yang lebih baik, hal tersebut terjadi pada tahun 1920. Dua tahun berikutnya yaitu tepatnya tahun 1922 lahirlah Taman Siswa yang sebagai era emas dalam dunia pendidikan di Indonesia saat itu. kebebasan dan kemerdekaan yang sesungguhnya untuk masyarakat kecil agar bisa mengenyam pendidikan yang tidak hanya dilakukan oleh para bangsawan, para konglomerat dan para penjajah saja namun juga masyarakat kecil. Dengan munculnya zaman emas di era pendidikan tersebut perlu kita ketahui bahwa bangsa Indonesia belum bisa menikmati pendidikan yang sesungguhnya karena banyaknya aturan ketat yang diterapkan oleh kolonial. selain tentang sejarah pendidikan di Indonesia saya sadar dengan menerapkan tujuan awal pendidikan yang diberikan oleh Ki Hajar Dewantara pendidikan di Indonesia bisa mengalami perubahan yang sesungguhnya untuk kehidupan bangsa yang akan mendatang. yang paling penting juga kita wajib bersyukur dengan tayangan video tersebut karena dengan tayangan video tersebut masyarakat tahu akan pentingnya pendidikan untuk putra-putri kita ke depan Sehingga, semua masyarakat Indonesia dapat merasakan dunia pendidikan dengan bebas dan merdeka.
2. MAKNA PENDIDIKAN
Kata ‘Pendidikan’ dan ‘Pengajaran’ itu seringkali dipakai bersamasama. Sebenarnya gabungan kedua kata itu dapat mengeruhkan pengertiannya yang asli. Ketahuilah, pembaca yang terhormat, bahwa sebenarnya yang dinamakan ‘pengajaran’ (onderwijs) itu merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Maksudnya, pengajaran itu tidak lain adalah pendidikan dengan cara memberi ilmu atau berfaedah buat hidup anak-anak, baik lahir maupun batin. SECARA
UMUM Pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
3. PERLUKAH ADANYA PENDIDIKAN ?
Dengan Pendidikan Kita Bisa Mengerti
Dengn Pendidikan Kita Bisa Tahu Mana Yang Benar Mana Yang Salah
Dengan Pendidikan Kita Memiliki Budi Pekerti Dan Karakter Yang
Tanpa Pendidikan Manusia Cenderung Liar Dan Semaunya Sendiri
4. TUJUAN PENDIDIKAN
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Pratap Triloka adalah istilah yang merujuk pada tiga prinsip dasar kepemimpinan yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia. Tiga prinsip ini dikenal sebagai pedoman dalam mendidik dan memimpin, dan sering diterapkan dalam konteks pendidikan, namun juga relevan dalam kepemimpinan secara umum.
Prinsip-prinsip dalam Pratap Triloka adalah:
1. Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi contoh):
Pemimpin atau pendidik harus menjadi contoh yang baik bagi orang-orang yang dipimpinnya. Dengan memberi teladan yang baik, pemimpin dapat menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk mengikuti jejak yang benar.
2. Ing Madya Mangun Karso (Di tengah membangun semangat):
Pemimpin harus berada di tengah-tengah orang yang dipimpinnya, membangun semangat, dan menciptakan motivasi di antara mereka. Pemimpin harus dapat berinteraksi secara langsung dan membangkitkan semangat kerja sama serta rasa tanggung jawab bersama.
3. Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan):
Pemimpin memberikan dukungan dari belakang, mendorong dan memfasilitasi orang-orang yang dipimpinnya agar dapat berkembang dan mandiri. Dengan memberikan kepercayaan dan dukungan, pemimpin memungkinkan orang lain untuk berinisiatif dan tumbuh sesuai dengan potensinya
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Pratap Yang berarti kebijaksanaan dalam bahasa Jawa sedangkan Triloka adalah konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia. Konsep ini menggambarkan tiga tujuan utama pendidikan, yaitu kesejahteraan material, kesejahteraan moral, dan kesejahteraan spiritual. Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan harus membantu individu mencapai keseimbangan dalam ketiga aspek tersebut untuk menjadi manusia yang berkualitas dan berdaya. Pratap triloka inilah yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin yang memiliki 3 dasar utama yang salah satu nya adalah berpihak pada kepentingan murid. Pratap Triloka kihajar Dewantara menamakan konsep pada pemimpin pendidikan untuk mengutamakan kepentingan murid.
Prinsip-prinsip dalam Pratap Triloka adalah:
1. Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi contoh):
Pemimpin atau pendidik harus menjadi contoh yang baik bagi orang-orang yang dipimpinnya. Dengan memberi teladan yang baik, pemimpin dapat menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk mengikuti jejak yang benar.
2. Ing Madya Mangun Karso (Di tengah membangun semangat):
Pemimpin harus berada di tengah-tengah orang yang dipimpinnya, membangun semangat, dan menciptakan motivasi di antara mereka. Pemimpin harus dapat berinteraksi secara langsung dan membangkitkan semangat kerja sama serta rasa tanggung jawab bersama.
3. Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan):
Pemimpin memberikan dukungan dari belakang, mendorong dan memfasilitasi orang-orang yang dipimpinnya agar dapat berkembang dan mandiri. Dengan memberikan kepercayaan dan dukungan, pemimpin memungkinkan orang lain untuk berinisiatif dan tumbuh sesuai dengan potensinya
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai secara etimologi yaitu kata value. Dalam kehidupan sehari-hari, nilai merupakan sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Secara umum, yang dimaksud nilai adalah segala hal yang berhubungan dengan tingkah laku manusia mengenai baik buruk yang diukur oleh agama, tradisi, etika, moral, dan kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat.
Nilai merupakan sesuatu yang dianggap berharga dan menjadi tujuan yang hendak dicapai. Nilai secara praktis merupakan sesuatu yang bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari. Secara filosofis, nilai sangat terkait dengan masalah etika. Etika juga sering disebut sebagai filsafat nilai, yang mengkaji nilai-nilai moral sebagai tolak ukur dan perilaku manusia dalam berbagai aspek kehidupannya.
Macam-macam Nilai dalam prosepektif Guru Penggerak:
a. Nilai Intrinsik
Nilai yang ada pada di dalam dirinya sendiri.
Contoh: Seseorang belajar karena memiliki minat dan kesukaan terhadap subjek tertentu, atau karena merasa senang ketika berhasil menyelesaikan suatu tugas.
b. Nilai ekstrinsik
Nilai pendukung yang melibatkan faktor-faktor luar diri individu, seperti hadiah, hukuman, atau pengakuan sosial.
Contoh: Belajar agar mendapatkan nilai tinggi, hadiah, atau pujian dari orang lain.
A. Peran Guru
Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang peserta didik secara aktif dengan mengembangkan kompetensi tenaga pendidik lainnya. Untuk menjadi pemimpin pembelajaran, tenaga pendidik harus lulus seleksi dan mengikuti program pelatihan Guru Penggerak terlebih dahulu. Tujuan dari Program Guru Penggerak ini adalah memajukan pendidikan Indonesia dengan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid.
Setiap guru penggerak harus menumbuhkan sekolah dan ekosistem pendidikan berpihak pada peserta didik, bagaimana solusinya jika ketika itu dihadapkan dengan perkembangan zaman dan teknologi yang serbah canggih dan medern. Dimana tidak ada batas dan ruang , jarak semakin dekat, pertukaran budaya yang positif maupun yang negatif sukar diatasi atau di cegah tanpa filter yang kuat, Untuk mengatasi hal tersebut ada beberapa hal yang perlu ditekankan, diantaranya adalah :
1. Menanamkan nilai – nilai keagamaan pada peserta didik
2. Penanaman karakter yang baik seperti bersikap dan berucap dan bertindak kepada orang lain
3. Penerapan kedisiplinan baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat
4. Kontroling orang tua peserta didik
Selain itu ada beberapa karakter yang harus dimiliki oleh seorang guru penggerak berdasarkan modul 1.2, diantaranya adalah :
a. memahami bahwa manusia memiliki daya untuk memilih (choice theory)
b. memahami pentingnya menumbuhkan motivasi intrinsik
c. memahami bagaimana otak triune, kebutuhan dasar manusia, dan perkembangan psikososial mempengaruhi bagaimana nilai-nilai tumbuh dalam diri seseorang
d. memahami bagaimana nilai-nilai Guru Penggerak dapat menguatkan peran Guru Penggerak dalam membawakan perubahan pada ekosistem sekolah mengadopsi kebiasaan reflektif sebagai Guru Penggerak
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan memiliki dampak besar pada lingkungan kita. Keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai yang kuat seperti keadilan, integritas, dan empati dapat menciptakan lingkungan yang positif, inklusif, dan harmonis. Sebaliknya, keputusan yang diambil tanpa mempertimbangkan nilai-nilai ini dapat menyebabkan ketidakadilan, konflik, dan perpecahan. Sebagai pemimpin pembelajaran, keputusan yang dibuat tidak hanya mempengaruhi diri sendiri tetapi juga mempengaruhi murid-murid , rekan kerja, dan budaya sekolah secara keseluruhan.
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita adalah sebuah nilai kebajikan universal yang tertanam dalam diri kita yang terbentuk menjadi sebuah karakter yang menjadi dasar dalam setiap pemikiran dan perbuatan kita. Dengan adanya nilai-nilai dalam diri kita maka kita akan memiliki sebuah pemikiran tertentu untuk memilih prinsip pemikiran mana yang akan kita ambil dalam pengambilan keputusan. Seperti yang kita ketahui bahwa ada 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu berpihak pada hasil akhir, keputusan dan rasa kasihan.
Dalam pengambilan keputusan, guru penggerak memiliki 3 prinsip yang dapat diambil meliputi Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Kendati demikian, penggunaan prinsip harus sesuai dengan nilai-nilai yang tertanam dalam setiap guru penggerak.
Prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Prinsip Care-Based Thinking cocok digunakan para guru yang memiliki empati tinggi, rasa kasih sayang, dan kepedulian cenderung.Prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Prinsip Rule-Based Thinking cocok digunakan guru yang memiliki sikap jujur dan komitmen yang kuat untuk tunduk pada peraturan.Prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Prinsip Ends-Based Thinking cocok digunakan guru yang reflektif dan memiliki jiwa sosial tinggi.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pada hakikatnya pendidikan ini untuk mengembangkan potensi seseorang dan diarahkan pada tujuan yang diharapkan untuk menjadikannya sebagai manusia yang utuh. Pemberdayaan potensi peserta didik diarahkan untuk membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Sebagai sebuah institusi moral, sekolah merupakan sebuah miniatur dunia yang berkontribusi terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai, dan moralitas dalam diri setiap murid. Perilaku warga sekolah dalam menegakkan penerapan nilai-nilai yang diyakini dan dianggap penting oleh sekolah, adalah teladan bagi murid. Dalam menjalankan perannya, kita sebagai seorang pendidik harus mampu memberikan kontribusi bagi peserta didik, dimana dalam setiap pengambilan keputusan harus berpihak kepada murid yang berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan.
Seperti yang kita ketahui bahwa ada 9 langkah pengujian dalam pengambilan keputusan yang salah satunya adalah bagaimana kita menanyakan pada senior atau orang sekitar yang berdampak langsung terhadap keputusan yang kita ambil. Dalam kegiatan coaching maka kita dapat mendengarkan secara mendalam akan masukan atau pendapat dengan sangat baik karena coaching menekankan pada mendengarkan dengan baik dan menggali pendapat dari orang yang kita ajak bicara dengan baik. Sebagai seorang manusia tentunya kita akan merasakan sebuah kekhawatiran dalam pengambilan keputusan. Keraguan tersebut berupa apakah keputusan kita sudah tepat dan bermanfaat untuk orang lain. Dengan coaching sebelum pengambilan keputusan ini maka kita bisa merasakan keyakinan akan keputusan yang kita ambil karena kita sudah mendengarkan masukan dari senior dan lainnya dengan lebih mendalam. selain itu Dalam pengambilan keputusan dengan kegiatan Coaching, Tidak dapat dielakkan bahwa kita selalu dihadapkan pada berbagai permasalahan yang membutuhkan suatu keputusan dalam penyelesainnya. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan langkah-langkah yang mengacu pada prinsip tertentu, karen dalam pengambilan keputusan berkaitan erat dengan masa depan suatu organisasi, apalagi menyangkut pada keputusan yang sifatnya strategis. Salah satu faktor yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan adalah keterampilan coaching. Sebagai pendidik, guru harus memiliki keterampilan coaching. Selama proses pembelajaran, pendampingan dalam pengujian pengambilan keputusan melalui kegiatan coaching (bimbingan) yang dilakukan oleh fasilitator saya rasakan sangat efektif dalam membantu pemahaman saya. Beberapa contoh praktik coaching dapat memberi gambaran yang utuh untuk dapat diterapkan di sekolah. Keputusan yang diambil dengan teknik coaching yang berlandaskan etika, nilai-nilai kebajikan, sesuai dengan visi misi sekolah yang berpihak pada murid dan menciptakan budaya positif dilingkungan sekolah. Teknik coaching dilakukan denga prinsip kesetaraan, sehingga tidak terkesan menggurui tapi justru akan menimbulkan rasa nyaman sehingga coach, sehingga mampu mengidentifikasi permasalahan dan dapat menyampaikan pertanyaan berbobot dari coachee. Begitu pula dengan coachee yang dengan rasa nyaman dapat menyampaikan hambatan — hambatan dan dapat menemukan solusi yang sesuai. Hal ini karena coach mampu menjadi pendengar yang baik sehingga mampu membantu menguraikan permasalahan melalui pertanyaan-pertanyaan berbobot. Dengan coaching, guru dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Sebagai coach yang baik guru memiliki harapan terhadap siswanya sehingga dapat menjalankan seluruh tugas dan kewajiban yang diberikan di sekolah dengan baik.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional yang akan mempengaruhi keputusan, langkah pertama seorang guru harus punya kemampuan menganalisis masalah yang ada, mencari fakta yang ada, memiliki kemampuan manajerial, jika sudah memiliki beberapa faktor maka akan menekan rasa khawatir dalam pengambilan keputusan ini sering didasari rasa tidak enak hati terhadap orang lain. Ketidakenakan hati dalam pengambilan keputusan ini perlu disadari oleh seorang pemimpin karena dilema etika ini adalah permasalahan yang bersifat benar lawan benar jadi seorang pemimpin perlu memiliki kemantapan hati dalam melihat permasalahan yang terjadi tanpa terpengaruh akan adanya ketidaksukaan dari beberapa orang akan keputusan yang diambil.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran akan menentukan bagaimana kualitas pembelajaran yang dilakukan guru tersebut efektif atau tidak bagi perkembangan murid dalam mengembangkan potensinya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman yang tentunya akan menjadi bekal bagi murid dalam kehidupan nya di masa depan. selain itu dalam Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan jika nilai-nilai yang dianutnya adalah nilai-nilai yang positif.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya akan berdampak positif pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat pula. Disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Saat keputusan yang diambil sudah tepat. maka akan tercipta lingkungan yang positif. kondusif. aman dan nyaman. tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tentunya dalam setiap pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika akan ada tantangan karena setiap orang dalam lembaga pendidikan punya pemikiran yang berbeda terhadap sesuatu hal. Hal ini menjadi tantangan tersendiri ditambah lagi adanya perbedaan tingkat wawasan seseorang terhadap dunia pendidikan yang berbuah seiring dengan perubahan zaman. Terhadap perubahan paradigma ini pun akan terkait menjadi sebuah tantangan karena terkait dengan perbedaan pemikiran seseorang.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? Pengambilan keputusan yang diambil oleh seorang pendidik tentunya akan didasari oleh hasil pengamatan dan penelitian terhadap murid-murid yang diajar sehingga keputusan akan berpengaruh terhadap kemerdekaan murid-murid dalam melakukan proses belajar. Seorang guru akan mengambil keputusan berupa pembelajaran yang sesuai untuk kemerdekaan belajar murid-muridnya. Perbedaan yang dimiliki murid-murid ini akan menjadi sebuah perhatian khusus bagi pendidik untuk dapat memberikan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan potensi murid melalui mencari literasi terhadap perbedaan yang ada pada dengan metode pembelajaran yang tepat. Aktif bertanya dan belajar pada komunitas belajar untuk menggali sebanyak mungkin pengetahuan yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran akan menentukan bagaimana kualitas pembelajaran yang dilakukan guru tersebut efektif atau tidak bagi perkembangan murid dalam mengembangkan potensinya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman yang tentunya akan menjadi bekal bagi murid dalam kehidupan nya di masa depan.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir adalah pengambilan keputusan seorang pemimpin akan didasari oleh nilai kebijaksanaan yang dipelajari dari materi modul sebelumnya yaitu filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara serta nilai-nilai seorang pendidik. Modul pembelajaran sosial emosional juga menjadi suatu hal yang membawa nilai kepekaan seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan terkait dengan kebajikan universal. Modul prinsip coaching juga akan menjadi sangat penting untuk seorang pemimpin mengambil keputusan agar dapat menggali informasi dengan lebih baik dari orang sekitar.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Dilema etika merupakan sebuah keadaan yang keduanya adalah sama benar atau benar lawan benar sedangkan bujukan moral adalah keadaan benar lawan salah. Dalam bujukan moral tentu nya kita sudah dapat mengambil keputusan secara langsung untuk mengambil keputusan yang benar. Dalam dilema etika karena keduanya benar maka kita perlu melakukan proses melihat paradigma apa yang terjadi yang terdiri dari 4 paradigma yaitu individu lawan kelompok, keadilan lawan kasihan, kebenaran lawan kesetiaan,dan jangka pendek lawan jangka panjang. 3 prinsip pengambilan keputusan juga perlu kita perhatikan yaitu prinsip hasil akhir, prinsip peraturan dan prinsip rasa kasihan. 9 langkah pengujian juga perlu kita perhatikan yaitu: mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta yang relevan, pengujian benar salah, Pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan 3 prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, keputusan akhir dan lihat dan refleksi kan keputusan.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema?
Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? Pernah , perbedaan nya pada saat saya belum mempelajari modul ini saya hanya mendasarkan pada hal-hal yang bersifat intuisi yang berasal dari pengalaman dan pendapat orang lain. Setelah mempelajari modul ini saya jadi lebih paham untuk mendasar pengambilan keputusan pada paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Pengetahuan dan keyakinan saya dalam pengambilan keputusan menjadi lebih baik lagi, perubahan nya adalah saya menjadi lebih percaya diri dan lebih yakin dalam pengambilan keputusan karena pengambilan keputusan yang diambil berdasarkan proses yang mendalam melalui penilaian paradigma,3 prinsip dan 9 langkah pengujian yang menjadikan keputusan yang diambil itu lebih bijaksana dan tepat.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting karena dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan tugas tentunya saya akan dihadapkan pada sebuah keadaan untuk mengambil keputusan keputusan yang saya ambil menjadi lebih baik dan saya lebih yakin dalam pengambilan keputusan.
0 komentar:
Posting Komentar